OPINI

Bisu

"Apa kabar Tim Satgas Kasus Novel yang dibentuk Polri awal Januari lalu? Kemajuan apa yang dihasilkan di sisa masa kerja yang hanya tinggal dua bulan lagi? Bisu. "

KBR

Ilustrasi: Novel Baswedan
Ilustrasi: Novel Baswedan (Foto: Antara/ Aprillio Akbar)

"Kasus yang menimpa Pak Novel Baswedan  harus segera dituntaskan. Pengusutannya terus mengalami kemajuan -Jkw."

Itu cuitan Agustus dua tahun lalu. 

Sampai hari ini, janji belum juga terbayarkan. Seperti bertemu jalan buntu, tidak banyak langkah menuju pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK  itu.

Siapa otak dan pelaku penyiraman terhadap Novel? Apa kabar Tim Satgas Kasus Novel yang dibentuk Polri awal Januari lalu? Kemajuan apa yang dihasilkan di sisa masa kerja yang hanya tinggal dua bulan lagi? Bisu. Hanya ada riuh suara masyarakat yang emoh korupsi merajalela di negeri ini.

Novel kini hanya punya sebelah mata, tapi kasusnya tidak boleh dipandang sebelah mata. Dari situ masyarakat mengukur komitmen pemerintah dan aparat memberantas kejahatan luar biasa ini. Sekaligus mestinya memperkuat benteng dari berbagai upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah itu - dari luar, maupun dalam.

Lihat saja bagaimana rentetan aksi teror yang bertubi dihadapi KPK. Aksi teror terhadap rumah pimpinan KPK hingga penganiayaan pegawai KPK. Semuanya tidak terungkap.

Sementara di dalam, lembaga itu juga menghadapi tantangan yang tidak kecil untuk menjaga integritas. Petisi yang dilayangkan karyawan KPK kepada pimpinannya akhir Maret menyiratkan kegentingan yang tengah terjadi di sana. Ratusan penyelidik dan penyidik mengeluhkan sejumlah hambatan dalam menangani perkara. Mulai dari penundaan penanganan perkara tanpa alasan jelas, penyelidikan yang kerap bocor hingga perlakuan istimewa terhadap saksi; termasuk yang berada pada level jabatan tertentu.

Kalau sudah begini, masa iya pemimpin negeri duduk manis saja di kursi penonton? Apa iya mereka cukup menyemangati supaya KPK terus memberantas korupsi di negeri ini? Pemerintah harus bergigi. Atau negeri ini hancur bersama korupsi. 

  • Novel Baswedan
  • Presiden Jokowi
  • KPK
  • teror terhadap KPK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!