OPINI

Hari Peduli Sampah Nasional

"Ada yang ingat? Hm, mungkin begitulah nasib hari-hari peringatan — belum tentu ada yang peduli atau ingat."

Aksi memperingati hari peduli sampah nasional
Aksi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional di Sungai Kalianyar, Solo, sebagai dukungan terhadap gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020. (Foto: Antara/Maulana Surya)

Pekan lalu sesungguhnya kita memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Ada yang ingat? Hm, mungkin begitulah nasib hari-hari peringatan — belum tentu ada yang peduli atau ingat. Padahal sampah adalah persoalan harian, nyata, terjadi di depan mata, dan menunggu untuk diselesaikan. 

Ada anak-anak muda di berbagai penjuru Indonesia ini yang memilih untuk cari solusi. Di Surabaya, ada Brigade Popok yang masuk ke sungai dan mengangkut sampah popok yang dibuang ke sana. Syahdan ada kepercayaan kalau anak bakal sakit jika sampah popok dibakar, alhasil popok bekas pun dibuang ke sungai. Dan alhasil pula, sampah popok mencemari sumber air warga setempat. Karenanya, untung ada Brigade Popok. 

Di Medan ada anak muda yang membuat aplikasi Kepul, bekerjasama dengan pemulung untuk mengambil sampah-sampah barang bekas. Sampah berkurang, pemulung pun dapat pendapatan ekstra. Sementara di Pontianak ada kelompok anak muda yang bekerja sama dengan ibu-ibu untuk membuat sedotan dari bambu. Ini jadi solusi bagi kebiasaan kita minum pakai sedotan plastik yang bisa sampai tiga kali sehari itu.

Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Kita bisa jadi sumber masalah sampah, bisa juga berikan solusi untuk sampah. Kalau belum bisa berbuat banyak dan berinovasi seperti anak-anak muda ta 

  • Brigade Popok
  • peduli sampah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!