Presiden FIFA Sepp Blatter mengakui bahwa beberapa kondisi kerja di Qatar tak layak diterima, namun dia menegaskan tuan rumah Piala dunia 2022 itu sudah mengambil langkah serius untuk mengatasi masalah ini.
Sebelumnya, Amnesty International mengeluarkan laporan mengenai pelanggaran HAM yang dialami para pekerja yang terlibat dalam pembangunan stadion untuk Piala Dunia. LSM ini menyebut mereka diperlakukan layaknya bintang.
Setelah laporan itu muncul, Blatter menyempatkan diri untuk hadir dalam pertemuan antara Konfederasi Serikat Pekerja Internasional (ITUC) dengan Serikat Pekerja Jerman, yang dimediasi presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) Wolfgang Niersbach. Pertemuan ini bertjuan memperbaiki kondisi kerja di Qatar.
“Para pemimpin ekonomi dan politik dunia harus ikut memperbaiki situasi di Qatar. Saya menyambut baik pertemuan DFB dan ITUC karena kita bisa bersama-sama memecahkan masalah ini,” kata Blatter.
“Saya yakin Qatar akan mengambil langkah serius. Negara itu harus mampu menunjukkan bahwa sepak bola bisa membawa perubahan,” tambahnya.
Pemimpin ITUC Michael Sommer menyambut baik dukungan Blatter ini, namun dia mendesak FIFA untuk membatalkan penunjukkan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia jika tak mampu memperbaiki kondisi pekerjanya.
“Qatar harus memenuhi standar pekerja yang diatur oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO). Mereka harus menghapus diskriminasi dan mengizinkan 1,3 juta pekerja asing untuk membentuk serikat kerja. Jika ini tak bisa dilaksanakan, Piala Dunia di negara itu harus dibatalkan.” (goal)