BERITA

Pemain Persiba Dilarang Gunakan Media Sosial

Pemain Persiba Dilarang Gunakan Media Sosial

KBR, Balikpapan– Pelatih Persiba Balikpapan Jaino Matos melarang para pemainnya menggunakan media sosial, hingga kompetisi Indonesian Soccer Championship (ISC) berakhir. Alasannya, kata dia, penggunaan media sosial bisa mengganggu penampilan para pemainnya di lapangan. 


Selain itu, berbagai komentar di media sosial juga bisa menjatuhkan mental para pemain. Salah satu di antara berbagai komentar itu adalah mengenai tudingan dari suporter lawan yang menganggap permainan anak asuhnya kasar, saat pertandingan putaran pertama ISC.


“Ini satu gangguan karena banyak komentar di media sosial tentang pola permainan kita. Jadi itu menganggu psikologis pemain Persiba. Makanya media sosial zaman sekarang itu racun bagi sepakbola. Aku arahkan (pemain) hati-hati bahwa itu racun,” kata Jaino Matos, Rabu (24/08).


Jaino menambahkan, hasil evaluasi yang dilakukan hingga pekan ke-16 putaran pertama kompetisi ISC 2016, prestasi Persiba kurang memuaskan di klasemen sementara. Persiba hingga kini masih menduduki peringkat 11 dari 18 tim yang bertanding.


Hujatan terhadap permainan keras Persiba ramai di media sosial. Beberapa klub lainnya khawatir bertanding dengan Persiba karena banyak pemain mereka yang mengalami cedera.

Berita lain:

    <li><span id="pastemarkerend"><a href="http://kbr.id/berita/olahraga/08-2016/sambut_atlet_olimpiade__kemenpora_datangkan_bandros_dari_bandung/84354.html">Sambut Atlet Olimpiade, Kemenpora Datangkan Bandros dari Bandung</a></span></li>
    
    <li><span id="pastemarkerend"><a href="http://kbr.id/berita/olahraga/08-2016/promosi_pon_xix_2016_jabar_kurang_gencar/84333.html">Promosi PON XIX 2016 Jabar Kurang Gencar</a><b> </b> </span></li></ul>
    


    Editor: Sasmito

  • Sepak Bola
  • Media sosial
  • Persiba

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!