BERITA

Menpora: Panitia SEA Games Bohong

"Imam menyebut panitia berbohong dan menyatakan kecewa dengan pernyataan yang menjatuhkan namanya itu."

Aisyah Khairunnisa

Menpora: Panitia SEA Games Bohong
Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Imam Nahrawi. Foto: Antara

KBR, Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menegaskan bahwa dirinya tidak diusir karena masuk ke ruang ganti timnas Indonesia U-23 di Singapura. Kata dia, justru panita SEA Games  yang menuntun dirinya beserta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani ke ruang ganti timnas. Imam menyebut panitia berbohong dan menyatakan kecewa dengan pernyataan yang menjatuhkan namanya itu.

“Itu yang bohong ofisial (panitia SEA Games). Catat besar-besar. Kami di sana dituntun oleh panitia dan bahkan panitia sangat senang dan ketika di dalampun mereka sangat senang. Tapi ternyata dia bicara bohong seperti kemarin saya kira saya tak akan memaklumi,” kata Imam saat diwawancara KBR di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (14/6/2015).

“(Yang nuntun) ada panitia Singapura. Saya resmi kok, ada. Bu Menko PMK (Puan Maharani) juga begitu (all access). Ngapain mereka mempolitisir yang kecil-kecil begitu,” kata Imam.

Sebelumnya Salah satu ofisial timnas Indonesia U-23 Reza Anggara mengaku ditegur Komisioner Pertandingan SEA Games 2015 karena pejabat Indonesia masuk ke ruang ganti tanpa izin. Kata Reza komisioner pertandingan langsung mengusir mereka keluar dan menegur manajer timnas. Kejadian ini terjadi usai timnas Indonesia melawan timnas Kamboja di Stadion Jalan Besar Singapura, Sabtu (6/6) lalu. Protokol Kemenko PMK Hamzah Purwanto yang mendampingi rombongan selama di Singapura juga membantahnya. Menurutnya kedua menteri hanya mendatangi pemain dan memberikan ucapan selamat kemudian berfoto di ruang ganti. 

Editor: Rony Sitanggang
  • SEA Games
  • Menpora
  • Imam Nahrawi
  • Puan Maharani

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!