BERITA

FAJI: Baru 7% Operator Arung Jeram Bersertifikasi

FAJI: Baru 7% Operator Arung Jeram Bersertifikasi

KBR, Jakarta - Para operator kegiatan wisata arung jeram diimbau mengelola usahanya dengan tetap melestarikan sungai, dan mencegah sampah plastik. Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita mengingatkan hal itu, terkait peluncuran buku panduan protokol kesehatan wisata arung jeram berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang berkelanjutan (CHSE). Buku panduan itu diterbitkan oleh Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Biasanya servis kepada tamu habis arung jeram disediain kantong plastik itu kan tujuannya servis ya, untuk pakaian basah pasti kamu senang dikasih kantong plastik, tapi sekarang orang udah mengurangi penggunaan kantong plastik apalagi sejak pandemi sekarang pemakaian plastik jadi bertambah untuk bungkus makanan bungkus ini, gimana kita arung jeram ini bisa keluar dari situ, kita justru kita menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan tanpa plastik. Nah ini challenge buat kita semua ya," ujar Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita saat Sosialisasi & Simulasi Panduan Pelaksanaan CHSE Wisata Arung Jeram di Magelang, Jawa Tengah yang disiarkan di kanal Youtube Kemenparekraf pada Senin, (3/5/2021).

Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita menambahkan, pasca-penerbitan buku panduan protokol kesehatan wisata arung jeram berbasis CHSE, selanjutnya akan dilakukan sertifikasi bagi para operator.
"Hingga kini baru 7 persen dari total 187 operator yang mengikuti sertifikasi. Saat ini, wisata arung jeram telah berkembang di 60 sungai di 17 provinsi," ujar perempuan yang mendapat pengakuan dari International Rafting Federation (IRF) sebagai perempuan pertama di dunia sebagai Assesor Judge pada 2011.

Sementara itu, terkait tantangan mengelola bisnis arung jeram saat kenormalan baru dan pasca-pandemi, Amalia menyebut sejumlah hal penting. "Ketangguhan dan bisnis yang berkelanjutan. Kelincahan mengubah pasar, harga, aturan sistem tenaga kerja dan lainnya. Harus lincah menghadapi pandemi. Membangun industri yang lebih peduli lingkungan, komunitas dan para pemasok serta mata rantainya. Buku panduan CHSE ini juga untuk mata rantai pemasok termasuk makanan, kendaraan, jadi bukan hanya untuk operator arung jeram saja," tuturnya. 

Editor: Fadli Gaper

  • arung jeram
  • CHSE
  • kemenparekraf
  • FAJI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!