OLAHRAGA

Australia Terbuka: Kejutan itu Bernama Sloane Stephens

"KBR68H "

Australia Terbuka: Kejutan itu Bernama Sloane Stephens
sloane stephens, australia terbuka

KBR68H – Siapa yang meragukan kehebatan Serena Williams di lapangan tenis? Di Australia Terbuka, dia sudah meraih lima kali gelar juara. Karena itu, ketika Serena memasuki lapagan pertandingan di Rod Laver Arena, tidak ada satu pun penonton yang menjagokan lawan Serena, Sloane Stephens bisa keluar sebagai pemenang.

Stephens dan Serena ibarat bumi dan langit. Stephens baru berusia 19 tahun dan belum sekalipun merasaka gelar juara di turnamen Grand Slam. Sedangkan Serena sudah meraih segalanya di tenis, 15 gelar juara Grand Slam dan posisi nomor satu dunia. Karena itu, ketika Serena bisa dengan mudah menang 6-3 di set pertama, penonton yang hadir di Rod Laver Arena sepertinya sudah sangat yakin satu tiket semifinal akan diperoleh Serena.

Namun, Sloane membuat penonton terkejut ketika dia berhasil mematahkan servis Serena di gim kedelapan pada set kedua. Sloane berhasil unggul 5-3 dan hanya tinggal selangkah lagi untuk memaksakan pertandingan dilanjutkan dengan rubber set atau tiga set. Dengan pengalaman yang sudah diraihnya, Serena mampu bangkit dan berbalik mematahkan servis Sloane. Skor masih 5-4 untuk Sloane dengan servis di tangan Serena.

Malapetaka itu datang ketika Serena akan melakukan servis, tiba-tiba dia berjalan menuju bangku istirahat pemain. Ternyata, cidera punggung kembali membekap bekas petenis nomor satu dunia itu. Sempat dirawat oleh tim medis, Serena kembali ke lapangan. Namun, penampilannya tidak lagi agresif dibandingkan set pertama. Beberapa kali pukulannya keluar atau mengenai jaring.

Sloane memanfaatkan dengan baik kondisi lawannya yang dirundung cidera itu. Dia merebut set kedua 7-5 dan menutup set ketiga dengan 6-4. Sloane membuat pecinta tenis tercengang. Di usia 19 tahun, dia berhasil lolos ke babak semifinal Australia Terbuka, satu dari empat turnamen Grand Slam di olahraga tenis.

Siapakah Sloane Stephens? Dia lahir di Florida pada 20 Maret 1993. Ayahnya, John Stephens, merupakan pemain American football yang meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil pada 1 September 2009. Peristiwa itu terjadi beberapa hari sebelum turnamen Grand Slam Amerika Serikat Terbuka dimulai. Sloane hadir pada acara pemakaman ayahnya dan tetap melanjutkan kiprahnya di AS Terbuka.

Dia mulai bermain tenis sejak 9 tahun. Ketika ibu kandungnya mulai melihat bakat tenis di diri putrinya itu, Sloane terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan konsentrasi di lapangan tenis. Lapangan rumput adalah favoritnya. Sloane terkesan dengan lapangan rumput ketika dia pertama kali tampil di turnamen Wimbledon, tahun lalu. Petenis Belgia Kim Clijters serta kakak beradik Serena dan Venus Williams adalah idolanya. Sebelum beralih menjadi petenis profesional, Sloane sudah meraih tiga gelar juara Grand Slam yunior di nomor ganda putri yaitu AS Terbuka, Wimbledon dan Prancis Terbuka pada 2010.

Awal tahun ini, Sloane takluk dari Serena Williams di babak perempat final turnamen Brisbane Internasional. Serena harus melalui pertarungan tiga set sebelum menghentikan perlawanan Sloane. Usai pertandingan, Serena mengatakan, Sloane merupakan calon petenis terbaik di dunia.

Pujian Serena tersebut sepertinya mulai menjadi kenyataan. Petenis berusia 19 tahun itu bisa mengalahkan petenis idolanya di perempat final Australia Terbuka. Sloane hanya memerlukan dua kemenangan lagi untuk meraih mimpi menjadi juara di turnamen Grand Slam. Kalau pun dia gagal, dunia akan selalu mengingat nama Sloane Stephens sebaai pembunuh raksasa di Australia Terbuka dan merupakan awal dari lahirnya calon petenis terbaik dunia di masa depan. (AP/AFP)

  • sloane stephens
  • australia terbuka

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!