NUSANTARA

Aksi Kelompok Bersenjata di Papua Menurun pada 2022, Korban Meningkat

"Aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata masih menjadi kasus menonjol di Bumi Cenderawasih."

Aksi Kelompok Bersenjata di Papua Menurun pada 2022, Korban Meningkat
Ilustrasi: Korban penembakan OTK saat dievakuasi ke Timika, Selasa, 08 November 2022. Foto: Dok. Humas Polda Papua

KBR, Jayapura- Keberadaan kelompok bersenjata masih menjadi ancaman serius di sejumlah wilayah Papua. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Mathius D Fakhiri mengatakan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata masih menjadi kasus menonjol di Bumi Cenderawasih.

Ia mengklaim, Polda Papua bersama TNI terus berupaya menekan kasus kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata. Salah satunya, dengan berusaha memutus mata rantai perdagangan senjata api dan amunisi terhadap kelompok bersenjata.

Selain itu, dengan adanya tiga daerah otonomi baru atau DOB hasil pemekaran Provinsi Papua, diharapkan dapat mengurangi aksi kekerasan oleh kelompok bersenjata.

Namun, untuk mewujudkan hal itu diperlukan partisipasi dari pemerintah, tokoh adat dan tokoh politik di daerah otonomi baru.

"Kami aparat TNI-Polri, kami berusaha sehingga kita bisa memutus mata rantai amunisi. Kami sangat berharap dengan adanya DOB para tokoh adat, tokoh politik bisa memainkan perannya untuk bisa membangun komunikasi aktif dengan saudara-saudaranya yang menggunakan senjata, untuk bisa berpartisipasi aktif dalam pembangunan," kata Mathius D Fakhiri dalam siaran persnya, Kamis, 29 Desember 2022.

Kapolda Papua, Mathius Fakhiri mengklaim selama ini TNI-Poliri terus berupaya melakukan pendekatan humanis terhadap kelompok yang berseberangan. Cara itu diharapkan dapat menjawab berbagai masalah yang selama ini menjadi pemicu terjadinya kekerasan oleh kelompok bersenjata.

Akan tetapi, pemerintah daerah, tokoh politik dan tokoh adat di wilayah rawan konflik mesti menjadi pihak terdepan yang membantu polisi.

Kasus Menurun, Korban Bertambah

Berdasarkan catatan Polda Papua, terdapat 90 kasus kekerasan yang diduga dilakukan kelompok bersenjata selama 2022.

Jumlah ini menurun dibanding pada 2021 yang mencapai 106 kasus. Namun, korban tewas dan luka lebih banyak pada 2022, yakni 80 orang.

Rinciannya, 10 prajurit TNI tewas dan 14 luka-luka. Kemudian ada empat polisi tewas dan tiga terluka. Dari warga sipil ada 39 orang meninggal dan 10 orang terluka selama 2022.

Sedangkan pada 2021, sebanyak 67 orang menjadi korban kekerasan kelompok bersenjata di Papua. Rinciannya, 11 prajurit TNI tewas, dan 19 lainnya terluka. Dari kepolisian, ada empat anggota Polri tewas dan tiga terluka, sementara dari warga sipil ada 19 yang tewas dan 11 terluka.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Polda Papua
  • TNI
  • Kelompok Bersenjata
  • Papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!