KBR, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut Gunung Semeru mengeluarkan dua kali awan panas guguran pasca letusan besar pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani meminta masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.
"Dari hasil pemantauan yang kami lakukan dari jam 12 malam hingga jam 12 siang tadi, telah terjadi pada jam 08.00 WIB dan 09.00 WIB awan panas guguran dengan jarak luncur sekitar 3-4 kilometer. Kami menyarankan agar masyarakat atau warga menghindari daerah-daerah yang merupakan ancaman guguran awan panas," ujar Andiani dalam keterangan daring dari Pos Gunung Api Semeru, Bandung, Senin (6/12/2021).
Berdasarkan data dari situs PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, awan panas guguran terjadi dengan jarak luncur 2.000 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava ke tenggara atau ke Besuk Kobokan.
Baca juga:
- Penanganan Erupsi Semeru, Instruksi Presiden, dan Kendala Evakuasi
- Status Waspada, Gunung Api Ile Lewotolok di NTT Erupsi 26 Kali per Hari
8 Kali Letusan
Teramati pula letusan tinggi asap putih kelabu sekitar 500 meter condong ke arah utara. Sedangkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 300-500 meter dari puncak gunung.
"Potensi awan panas guguran masih ada (mendatang) tapi kapan itu terjadi, bagi kami sulit untuk menjawab. Karena kami kesulitan untuk mengetahui kapan terjadi maka kami melakukan monitoring," kata Andiani.
Andiani mengatakan monitoring yang dilakukan oleh PVMBG yaitu dengan memasang berbagai alat pengukur apabila akan terjadi luncuran awan guguran.
Pada hari Senin (6/12/2021) peralatan pemantau getaran gempa PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat Gunung Semeru mengalami 8 kali gempa letusan, 2 kali gempa awan panas guguran, 11 kali gempa guguran, 5 kali gempa hembusan, 1 kali gempa tektonik jauh dan 1 kali getaran banjir.
"Kami memiliki alat-alat yang bisa mencatat gempa-gempa, getaran-getaran yang segera kami sampaikan melalui WA grup kepada masyarakat. Masih banyaknya material-material di kawasan puncak gunung hasil erupsi gunung api, cukup banyak menjadi potensi (aktivitas vulkanik)," sebut Andiani.
Apalagi saat ini kondisi cuaca di kawasan tersebut diperkirakan curah hujan masih tinggi hingga dua bulan mendatang.
Andiani memperingati masyarakat sekitar agar mewaspadai aliran lahar ke arah Besuk Kobokan.
Editor: Agus Luqman