BERITA

MMI: Ambon Layak Jadi Kota Musik Dunia

MMI: Ambon Layak Jadi Kota Musik Dunia

KBR, Malang - Museum Musik Indonesia MMI mendukung upaya menjadikan Ambon, Maluku sebagai Kota Musik Dunia.

Upaya menjadikan Ambon sebagai Kota Musik Dunia sudah dicanangkan sejak dua tahun lalu. Pencananagan itu kemudian akan diusulkan ke Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO).


Ketua MMI Hengky Herwanto mengatakan memiliki koleksi 100 piringan hitam, 100 cakram padat (CD), 100 kaset dan 100 katalog musisi asal Ambon.


Kumpulan data dan rekaman tersebut diserahkan untuk dijadikan koleksi di Pusat Dokumentasi Musik Nasional di Ambon, Maluku.


Menurut Hengky, koleksi MMI telah mewakili semua seniman musik asal Ambon. Meski tak semua koleksi dimiliki dan disimpan di MMI.


"Pusat dokumentasi, dua sekolah musik, tiga studio rekaman, empat gedung konser dan lain-lain. Satu yang penting, musik menjadi sumber pendapatan yng signifikan bagi masyarakat Ambon," kata Hengky di Malang, Jawa Timur.


Hengky menambahkan ada 225 musisi, pemain band, dan penata musik berasal dari Ambon. Kajian MMI dengan Universitas Brawijaya menunjukkan beragam lagu Ambon mengangkat kisah keseharian.


Kisah-kisah yang diangkat seniman asal Ambon meliputi kisah cinta, perantauan hingga isu lingkungan hidup dan tradisi. Menurut Hengky, masyarakat Ambon memiliki keterampilan bermusik secara alami.

Pada Maret 2018 lalu, Ambon menjadi tempat Konferensi Musik Indonesia (KAMI) untuk kali pertama. Konferensi musik digelar untuk membangun ekosistem musik di Indonesia.

Pada 2018, Badan Ekonomi Kreatif juga menggelar festival untuk mempromosikan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.

Pada 2019, Ambon juga akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Musik Pasifik. Konferensi Musik Pasifik akan digelar September 2019.  

Editor: Agus Luqman 

  • Kota Ambon
  • Kota Musik Dunia
  • kebudayaan
  • UNESCO

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!