BERITA

Ini Rekomendasi Kongres Gunung I di Purbalingga

Ini Rekomendasi Kongres Gunung I di Purbalingga


KBR, Purbalingga – Sejumlah rekomendasi dihasilkan dalam Kongres Gunung I yang di gelar di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (14/12/2016).

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan tema Kongres Gunung kali ini adalah "Masa Depan Gunung dalam Pengelolaan Mitigasi Bencana dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam untuk Kesejahteraan Manusia".


Sejumlah rekomendasi dihasilkan dalam kongres tersebut. Antara lain, memberi kesadaran kepada manusia terkait dengan ancaman dan manfaat gunung bagi kesejahteraan hidup manusia. Hal ini untuk mengurangi atau meniadakan kerugian materi maupun jiwa manusia berkaitan dengan ancaman bencana dari gunung berapi.


Selain itu, kata Prayitno, direkomendasikan pula langkah konkret untuk pelestarian ekosistem gunung dengan pendekatan teknis, ekologis dan budaya.


Dalam kongres tersebut, hadir sejumlah tokoh nasional, mulai dari kalangan teknokrat, akademisi hingga budayawan.


"Acara ini membahas rekomendasi untuk mengantisipasi gunung dari sisi antisipasi kebencanaan, kemudian dari sisi pariwisata dan juga dari sisi budaya. Narasumbernya dari Kementerian ESDM,  Sutikno Broto. Terus ahli rekadaya dan budayawan Ahmad Tohari," kata Prayitno saat dihubungi, Kamis (15/12/2016).

Baca: Supaya Waspada di Tengah Bencana 


Lebih lanjut Prayitno mengemukakan, Kongres Gunung juga dibarengi dengan kegiatan lain yang mengacu pada perspektif kelestarian alam. Antara lain, penananam 10 ribu bibit pohon trembesi dan aksi bersih gunung diikuti lebih dari 2000 pendaki.

Penananaman trembesi sudah dimulai sejak November lalu. Pada kongres gunung ini, peserta yang terdiri dari pendaki, komunitas pecinta alam dan masyarakat setempat meneruskan penanaman sekitar 3,000 bibit yang tersisa. Sedangkan aksi bersih gunung dilakukan dua hari, yakni Selasa dan Rabu, 13-14 Desember 2016.


Di sela acara kongres gunung, digelar pula Festival Kutabawa yang mengetengahkan beragam pementasan seni dan budaya.


Pada Rabu malam, acara dimeriahkan dengan pawai obor dan ditutup dengan penerbangan 3.000 lampion di Lapangan Desa Kutabawa.


Prayitno menambahkan, penerbangan lampion itu sendiri merupakan wujud harapan segenap peserta kongres gunung dan masyarakat setempat untuk melestarikan alam.


Baca: Kongres Sungai Indonesia II di Malang Fokus Soroti Tata Kelola Air  


Editor: Agus Luqman 

  • Kongres Gunung
  • Kongres Sungai
  • bencana alam
  • Tanda-tanda gunung berapi
  • ancaman gunung berapi
  • mitigasi bencana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!