BERITA

Dinkes Pidie Jaya Akan Vaksin Anak di Pengungsian

"Vaksin ulangan ini akan diberikan kepada 4 ribu anak di Pidie."

Dinkes Pidie Jaya Akan Vaksin Anak di Pengungsian
Ilustrasi vaksin. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Dinas Kesehatan Pidie Jaya Aceh mulai besok akan melakukan booster atau ulangan vaksin Campak. Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Said Abdullah mengatakan, vaksin ulangan ini akan diberikan kepada 4 ribu anak di Pidie. Langkah ini untuk mengantisipasi penyakit campak yang berpeluang terjadi pada anak-anak dan bayi baik yang berada di pengungsian. Vaksin nantinya akan didistribusikan ke puskesmas-puskesmas di Pidie Jaya.

"Kita sudah lakukan penyemprotan Fogging, untuk beberapa titik sudah dilakukan. Mulai besok kita akan booster campak,"katanya


Meski mengaku keteteran karena pengungsian terus bertambah, Said mengaku tenaga medis masih mencukupi untuk merawat pasien luka berat atau ringan dan korban-korban yang berada di pengungsian.


"Ya memang sedikit agak kewalahan, karena dari hari ke hari terus bertambah, hampir semua desa mengungsi dan menghindari rumah beton. Tenaga ahli cukup, obat udah bisa. Donor darah kalau ada pendonor bisa ke sini, Alhamdulillah," ujarnya.


Said menambahkan saat ini ada tiga rumah sakit di Pidie yang merawat 130 korban luka berat dan 462 luka ringan.


Ratusan tenaga medis yang dibantu mahasiswa kesehatan juga turun ke lapangan untuk melakukan penegcekan kesehatan di pengungsian di Pidie Jaya. "Personil yang kita turunkan hampir 600 personil ke titik-titik pengungsian," ungkapnya.


Dinkes, kata Said juga sudah menyalurkan makanan pendamping ASI bagi bayi. MPASI ini juga akan didistribusikan terlebih dahalu ke puskesmas-puskemas terdekat.


"Kita sudah memberikan MPASI bagi bumil dan bayi. Sudah kita salurkan 8 ribu sekian petak (dus-red)," jelasnya.

Editor: Sasmito

  • vaksin
  • gempa Pidie Jaya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!