KBR, Mataram - Tercatat sekitar 45 persen saluran irigasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) rusak. Akibatnya, sekitar 62 ribu hektar intensitas tanam NTB berkurang.
Meski telah ada upaya untuk dilakukan perbaikan, kondisi itu semakin berat karena tidak adanya keseimbangan antara kerusakan dan perbaikan saluran irigasi itu, khususnya untuk saluran irigasi yang merupakan kewenangan dari pemprov NTB.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB Dwi Sugianto mengatakan, pemerintah daerah akan mengusulkan program jangka pendek untuk mendukung perbaikan saluran irigasi tersebut kepada Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.
“Ini ada program tiga juta perbaikan irigasi di Indonesia, maka NTB sendiri sebetulnya mempunyai kerusakan irigasi yang nantinya menjurus kepada perbaikan jaringan ini sebanyak 62 ribu hektar. Jumlah itu kurang lebih hampir sekitar 45 persen yang rusak,” kata Dwi, Rabu (10/12).
Dilanjutkan Dwi, sejauh ini kinerja irigasi yang menjadi tanggung jawab pemprov NTB baru sekitar 60 persen, sedangkan yang menjadi wilayah Kabupaten Kota hanya sekitar 40 persen.
Sementara itu, untuk kinerja saluran irigasi yang dimiliki oleh pemerintah pusat telah mencapai 85 persen. Inilah yang menurutnya perlu dilakukan identifikasi bersama Dinas Pertanian NTB untuk lebih meningkatkan kinerja irigasi yang menjadi kewenangan pemprov NTB.
Editor: Antonius Eko