NUSANTARA

Eksekusi Lahan PT KA di Medan Ricuh

Eksekusi Lahan PT KA di Medan Ricuh
medan, ricuh, kereta api

KBR, Medan - Ratusan warga yang bermukim di lahan milik PT Kereta Api (KA) Indonesia di Pasar Timah Jalan Emas, Kecamatan Medan Area, Sumatera Utara bentrok dengan aparat keamanan. Itu karena menolak tempat tinggalnya di eksekusi. Aksi dorong dan lempar-lemparan benda tumpul pun terjadi, Selasa (25/11).

Salah seorang warga mengatakan alasan menolak dilakukan eksekusi lahan karena nilai ganti rugi yang diberikan pihak PT KA sangat jauh dari kelayakan. Nilainya hanya Rp1,5 juta per kepala keluarga.

"Nggak kenapa kalian gusur kami. Tapi jangan memakai alat berat dan berikan ganti rugi yang sesuai. Ini hanya Rp1,5 juta, untuk membeli kandang ayam pun tak cukup," teriaknya.

Kuasa Hukum warga di Pasar Timah, Panca Sarjana Putra mengatakan, tindakan eksekusi yang dilakukan PT KA dianggapnya cacat hukum. Sebab proses eksekusi dilakukan tanpa menunjukkan surat buki eksekusi dari Pengadilan Negeri (PN). Selain itu ada perjanjian sewa menyewa antara PT KA dengan warga Pasar Timah.

"Eksekusi yang dilakukan PT KA cacat hukum. Harusnya eksekusi ini dilakukan dengan menunjukkan bukti dari PN Medan," terangnya.

Sementara itu, Humas PT KA Divre I Medan, Jaka Jakarsih menjelaskan, bahwa lahan yang ditempati para warga di Pasar Timah Jalan Emas merupakan milik KA. Ada 60 kepala keluarga yang bermukim di atas lahan tersebut. Di mana sebelumnya mereka diijinkan membangun tempat tinggal disitu karena ada perjanjian sewa tempat, namun perjanjian tersebut sudah berakhir pada 2004 lalu.

"Perjanjian sewa tempat sudah berakhir pada 2004 dan tidak diperpanjang karena akan dibangun jalur double track KA Bandara. Warga yang bermukim diatas tanah KA pun sudah kami ingatkan untuk meninggalkan tempat sejak jauh-jauh hari, bahkan kami berikan uang ganti rugi. Ekskusi akan tetap dilakukan meski warga menolak," imbuhnya.

Pelaksanaan eksekusi sudah coba dilakukan sejak pagi hari. Hingga kini, eksekusi belum juga berhasil dilakukan karena para warga terus menghalangi dengan membuat pagar betis.

Alat berat seperti buldozer pun sudah di siapkan di lokasi untuk merubuhkan permukiman. Sementara itu, sejumlah aparat gabungan dari TNI, Polri dan Pol PP berjaga di lokasi.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • medan
  • ricuh
  • kereta api

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!