NUSANTARA

DPRD Lotim Janji Lebih Peduli pada TKI

"DPRD Kabupaten Lombok Timur ( Lotim), Nusa Tengggara Barat (NTB) berjanji akan lebih responsif terhadap TKI dan keluarganya, terlebih kabupaten Lotim sebagai daerah penyumbang TKI terbesar secara nasional."

DPRD Lotim Janji Lebih Peduli pada TKI
TKI, NTB

KBR, Mataram - DPRD Kabupaten Lombok Timur ( Lotim), Nusa Tengggara Barat (NTB) berjanji akan lebih responsif terhadap TKI dan keluarganya, terlebih kabupaten Lotim sebagai daerah penyumbang TKI terbesar secara nasional. 


Anggota komisi tenaga kerja DPRD Lotim Muliadi mengatakan, selama ini anggaran yang dialokasikan untuk perlindungan TKI setap tahun masih minim. APBD Lotim 2015 sekitar Rp 2,01 triliun dengan jumlah PAD sebesar 250 miliar. Sementara dana perlindungan TKI di Lotim hanya 150 juta.  Karena itu, dia berkomitmen untuk memberi porsi anggaran yang lebih sesuai untuk perlindungan TKI asal Lotim pada APBD Perubahan 2015 mendatang.


“Insya Allah menggunakan fungsi kami di budgeting kami akan berusaha untuk membahasnya lagi di APBDP 2015 ini untuk bisa menganggarkan anggaran yang lebih banyak lagi terkait perlindungan dan pelayanan kepada TKI kita” kata Muliadi, Senin (8/12)


Sementara untuk perlindungan TKI dari segi regulasi, menurut Muliadi, Pemda Lotim sudah memiliki Perda No 12/2006 tentang Perlindungan dan Penempatan TKI, namun aturan daerah itu akan direvisi kembali agar daya gedornya lebih kuat. Dewan Lotim juga mengancam PPTKIS yang semena-mena merekrut calon tenaga kerja namun tidak bertanggung jawab dalam penempatan dan perlindungannya.


Adapun komitmen DPRD Lotim terhadap perlindungan TKI termuat dalam enam komitmen utama diantaranya TKI dan keluarga memiliki kelompok usaha mandiri, kelembagaan perlindungan TKI dan anggota keluarganya, serta tersedianya lembaga pendidikan dan pelatihan bagi TKI dan keluarganya. 


Editor: Antonius Eko 

  • TKI
  • NTB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!