NUSANTARA

Berjuang di Udara, Menginspirasi Pendengar

Berjuang di Udara, Menginspirasi Pendengar

Mulai esok Green Radio Pekanbaru, Riau siaran perdana. Media penyiaran ini diharapkan bisa menginspirasi gaya hidup ramah lingkungan warga Kota Bertuah.   

KBR68H, Pekanbaru - Taksi yang saya tumpangi tiba di halaman sebuah rumah bilangan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (26/11) lalu.  Saat masuk ke dalam  bangunan seluas hampir 70 meterpersegi tersebut,  pelbagai jenis alat pertukangan sampai elektronik berserakan di lantai. “Inilah kantor kami, Green Radio Pekanbaru. Maaf masih berantakan. Pembangunan studio dan ruang redaksi belum rampung dikerjakan,” kata Sari Indriati seraya tersenyum.

Sari adalah Station Manager Green Radio Pekanbaru. Secara kelembagaan radio ini bernaung di PT Media Lintas Inti Nusantara, Jakarta. Perusahaan yang   melahirkan Kantor Berita Radio (KBR) 68H dan Green Radio Jakarta.  Jika tak ada aral, peluncuran radio yang bermarkas di Jalan Putri Nilam No 51 ini,  dihelat Januari 2014 bersamaan acara  “Green Economic Forum”.

Siaran perdana radio yang bisa disimak di gelombang 96,7 FM tersebut rencananya kupas persoalan  yang dihadapi  warga  bantaran Sungai Siak.  “Kami akan undang  kelompok nelayan   dan walikota  untuk bahas masalah ini,” jelas Sari. Menurutnya  sungai yang membelah Kota Pekanbaru itu menyimpan segudang masalah. Diantaranya limbah perusahaan perkebunan dan rumah tangga yang mulai mencemari sungai. Persoalan lain seperti pembangunan rumah penduduk yang masih serampangan.

“Idealnya rumah warga tak membelakangi sungai, tapi sebaliknya,” ungkapnya. Tujuannya agar warga tak seenaknya membuang  limbah rumah tangga dan kotoran. “Pemandangan juga akan lebih sedap jika dilihat wisatawan yang mengikuti  wisata sungai,” papar ibu dua anak ini. 

Menurut rencana  di bantaran sungai juga akan ditanami berbagai jenis pohon. “Program penanaman pohon ini diharapkan  berkelanjutan dan mendapat dukungan pemerintah kota. Agar water front city  tak sekadar  jadi jargon semata. Sekaligus mengingatkan agar pemerintah  tak sibuk urus hilir sungai , sementara bagian hulu masih terabaikan,” harap Sari.  

Diburu Waktu

Malam merambat  datang.  Wisnu Riyadi  mengawasi dan mengarahkan sejumlah anggota timnya yang  sibuk bekerja mempersiapkan pembangunan studio dan perangkat siaran. Sesekali suara palu dan mesin gergaji terdengar bersahutan. “Ada 4 orang teknisi yang terlibat,” jelas Wisnu  yang memimpin timnya.

Karena diburu tenggat penyelesaian,  tak jarang Wisnu dan rekannya bekerja hingga lupa waktu. “Sampai-sampai kami pernah diingatkan warga sekitar untuk berhenti bekerja. Suara palu dan mesin gergaji mengganggu waktu istirahat,” ceritanya sambil tersenyum. 

Selama sepekan waktu yang dihabiskan untuk memperbaiki  dan mempercantik interior  ruang siaran dan produksi. Maklum saja  kantor yang ditempati Green Radio adalah bekas kantor Radio Soreram yang sudah berpindah lokasi. Tugas lainnya mengoperasikan pemancar radio setinggi 60 meter dengan daya jangkau siar hingga 30 kilometer.

Program Berita

Rabu (27/11)  jarum jam menunjuk pukul 8 WIB. Amel Marzain  dan Aliya Roesli menunggang sepeda motor   membelah jalan utama kota.  Tujuan utama mereka ke salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Jalan Thamrin. Hari itu  warga “Bumi Lancang Kuning” tengah menggelar hajatan Pilkada Gubernur Riau putaran 2.

Kedua awak redaksi Green Radio Pekanbaru itu  ikut meliput proses pesta demokrasi yang berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survey dimenangkan pasangan  yang diusung Partai Golkar, Annas Maamun – Arsyadjuliandi Rachman.”Meski kami radio berkonsep lingkungan, tetap ada porsi pemberitaan di luar isu lingkungan,” kata Sari.  Jika sudah bersiaran nanti warga Pekanbaru  dapat menyimak berita  yang dilaporkan reporter dari lapangan.   

Meski masih memiliki keterbatasan di sana-sini, empat awak Green Radio Pekanbaru  siap meramaikan dunia penyiaran di Kota Bertuah.   “Kami sudah tak sabar bersiaran. Menyuarakan ragam persoalan lingkungan. Berjuang di udara melawan para perusak lingkungan. Berharap  siaran  yang kami sajikan bisa menginspirasi pendengar lewat informasi segar yang mendidik, bukan menggurui,” pungkas Sari. ***
 

  • Green Radio Pekanbaru
  • lingkungan
  • radio
  • Riau
  • media

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!