NUSANTARA

Aksi Prajurit TNI AU Semarakkan HUT Provinsi NTT

"Sebanyak 32 penerjun dari TNI Angkatan Udara (AU) ikut meriahkan Hari Ulang Tahun NTT. Mereka menggelar atraksi terjun payung usai upacara bendera di alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (20/12). Atrasi terjun payung ini dikomandani Mayor Helmi Ad"

Aksi Prajurit TNI AU Semarakkan HUT Provinsi NTT
TNI AU, HUT, Provinsi NTT

KBR68H, Kupang - Sebanyak 32 penerjun dari TNI Angkatan Udara (AU) ikut meriahkan Hari Ulang Tahun NTT. Mereka menggelar atraksi terjun payung usai upacara bendera di alun-alun  Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (20/12). Atrasi terjun payung ini dikomandani Mayor Helmi Adrianto Nange.

Atraksi ini selain disaksikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, para pejabat di lingkup pemerintah provinsi NTT, para bupati dan wakil bupati se NTT, juga disaksikan warga kota Kupang.
 
Para penerjun  dilepas di atas ketinggian 4000 kaki. Mereka dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok memiliki kekhasan sendiri, sehingga  menarik perhatian warga Kota Kupang. 

Dalam atraksi itu, Sertu Muhadi dipercayaakan membawa bendera NTT, Serda Muryanto membawa bendera HUT NTT, sedangkan Mayor Ferial membawa bendera merah putih. Walau seluruh penerjun berhasil terjun dengan mulus di alun-alun, salah satu penerjun, tersangkut di pohon cemara. 

Selain itu, digelar pula atraksi Flyng Pass atau terbang melintas di tempat upacara peringatan HUT NTT dengan  pesawat Hercules C 130 TNI AU. Pesawat itu terbang rendah dari Bandara El Tari Kupang menuju area seputaran rumah dinas Gubernur NTT. Pasukan Khas TNI AU juga membawa Tarian Jai bersenjata, yang dimodifikasi dari tarian Jai asal Kabupaten Ngada.

Peringatan HUT Provinsi NTT ke-55 tahun 2013 ini, bersamaan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial, Hari Ibu dan Hari Kesatuan Gerak PKK.

Editor: Anto Sidharta

  • TNI AU
  • HUT
  • Provinsi NTT

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!