KBR68H, Jakarta - Ratusan Jemaat Gereja Bethel Indonesia di Banda Aceh terpaksa merayakan Natal di ruang publik, karena pemerintah setempat masih menyegel gereja mereka.
Gereja Bethel merupakan satu dari sembilan gereja yang disegel di Aceh.
Pendeta Gereja Bethel Indonesia Nico Tarigan mengatakan, jemaat tak
beribadah di dalam gereja karena khawatir akan diserang massa intoleran.
Sementara, Pemerintah Banda Aceh tak memfasilitasi jemaat untuk
beribadah.
"Akhirnya kami mengambil tempat di hotel. Ya, hanya
untuk Natal saja, satu kali. Untuk beribadah biasa kami masih lakukan di
rumah-rumah. Karena kondisinya masih belum memungkinkan. Dari Pemda pun
belum ada tanda sepakat untuk memberikan izin secara tertulis," kata
Nico Tarigan.
Pendeta Gereja Bethel Indonesia Nico Tarigan
menambahkan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah Banda Aceh
akan membuka kembali gereja yang disegel.
Gereja Bethel Indonesia bersama delapan gereja dan enam vihara di Banda Aceh disegel pemerintah. Pemda Banda Aceh beralasan penutupan itu karena bangunan itu belum mengantongi izin pendirian rumah ibadah.
Menurut Pendeta Nico Tarigan, jemaat terpaksa menandatangi kesepakatan untuk menutup gereja karena di bawah tekanan.