BERITA

Jelang Erupsi Merapi, DIY: Semoga Lebih Kecil dari Erupsi 2010

"BPPTKG memprediksikan erupsi Gunung Merapi akan kembali terjadi tidak lama lagi."

Ken Fitriani

Jelang Erupsi Merapi, DIY: Semoga Lebih Kecil dari Erupsi 2010
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari kawasan Cangkringan, Sleman, DIY, Kamis (29/10/2020). (Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

KBR, Yogyakarta – Setelah berlalu selama satu dasawarsa atau 10 tahun bencana erupsi Merapi, Badan Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memprediksikan erupsi Gunung Merapi akan kembali terjadi tidak lama lagi.

Menghadapi erupsi Merapi itu, pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sudah menyiapkan upaya mitigasi yang disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19.

Sekretaris Daerah DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pernyataan BPPTKG tersebut dapat menjadi satu peringatan dini, baik masyarakat maupun pemerintah daerah agar bisa berjaga-jaga terhadap terjadinya erupsi Merapi.

Mitigasi bencana pun juga sudah dilakukan oleh pemerintah, termasuk ketersediaan shelter dan logistik apabila bencana tersebut datang.

“Harapannya kalau erupsi terjadi, itu lebih kecil dari tahun 2010. Shelter maupun jalur evakuasi yang kita siapkan sudah memadai. Di luar itu, bersamaan dengan persiapan kontingensi yang ada di DIY menjadi satu bagian yang dikelola secara terpadu, bersama-sama dengan penanganan Covid-19, termasuk di dalamnya APBD nya, “ kata Aji dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (1/11/2020).

Menurut Aji, dalam kondisi normal, penanganan bencana erupsi melibatkan pihak-pihak lain dari luar DIY seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lainnya.

Namun, dalam kondisi pandemi ini, seluruh elemen baik dari Pemkab Sleman, Pemda DIY, dan masyarakat harus bersiap melakukan penanganan secara mandiri.

“Berdasarkan pengalaman penanganan bencana, tingkat kemandirian masyarakat cukup tinggi. Relawan-relawan di sekitar Merapi akan diberikan bantuan evakuasi dari beberapa pihak. Kita lihat gempa di Bantul dan sekitarnya, kemandirian masyarakat cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan Sultan, masyarakat menjadi subyek dalam mitigasi bencana, “ terangnya.

Untuk mengantisipasi timbulnya klaster COVID-19 saat erupsi Merapi, maka pemprov DIY juga menyiapkan skenario mitigasi dengan protokol kesehata.

“Sudah kita simulasikan, kalau evakuasi seperti apa dengan physical distancing, supaya tidak jadi klaster baru, termasuk dengan penyiapan APD,“ ujarnya.

Letusan besar Gunung Merapi terjadi pada 26-28 Oktober 2010, setelah didahului sejumlah letusan kecil. Peningkatan status Merapi berlangsung sejak 20 September 2010, ketika itu status naik dari Normal menjadi Waspada. Lebih dari 350 orang tewas saat itu, termasuk penjaga atau juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan. 

Editor: Agus Luqman

  • erupsi Merapi
  • DI Yogyakarta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!