BERITA

Bom Bunuh Diri Medan, Ini Kondisi 6 Korban

Bom Bunuh Diri Medan, Ini Kondisi 6 Korban

KBR, Jakarta- Kondisi enam korban ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) kemarin mulai membaik. Korban yang terdiri dari empat personel anggota polisi, satu orang pekerja harian lepas, dan seorang warga sipil. Mereka dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan.

Kepala RS Bhayangkara Medan, Antonius Ginting mengatakan korban ledakan bom bunuh diri mengalami luka ringan hingga sedang.

"Penanganan medis telah dilaksanakan dengan baik di RS Bhayangkara Medan. Enam korban yang kategori penyakitnya ringan dan sedang semuanya telah ditangani dengan baik. Tidak ada dirujuk ke rumah sakit lain. Semuanya secara lengkap dan sempurna bisa ditangani RS Bhayangkara. Keadaan pasien semua kesadarannya baik. Kalau sampai saat ini tidak ada lagi keluhan," kata Antonius, Kamis (14/11/2019).


Lanjut Antonius, ada tiga orang yang telah menjalani operasi. Salah satunya operasi urat otot yang putus. Saat ini mereka sedang menjalani proses penyembuhan.


"Itu operasi penyambungan tendon. Penyambungan urat otot yang sempat terputus. Sudah berhasil dilakukan operasi oleh tim ortopedi," jelasnya.


Masih kata Antonius, tim medis juga melakukan operasi pada salah satu korban yang mengalami luka bakar. Korban menderita luka bakar mencapai 25 persen. Korban yang menjalani operasi akan melewati proses penyembuhan selama lima hingga tujuh hari.


"Kemarin langsung kita lakukan penanganan darurat. Dokter-dokter spesialis dikerahkan untuk melakukan penanganan," ucap Antonius.


Seluruh biaya medis dari korban ledakan bom bunuh diri tersebut akan ditanggung oleh pemerintah. Wakapolda Sumut, Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan untuk anggota Polri yang menjadi korban rencananya akan diberikan penghargaan.

Pinggang

Pelaku bunuh diri berinisial RMN (Rabbial Muslim Nasution) beraksi dengan memasang bom di pinggang. Juru bicara Polri, Dedi Prasetyo mengatakan, kepolisian sudah memeriksa pelaku, namun tidak terdeteksi bom ditubuhnya.

"Lokasinya di pinggang, pinggang. Makanya kan dia pakai baju ini masuk bomnya di sini (sekitar pinggang), kan kalau digeledah kan jaket lepas, jaketnya dilepas. Sementara sininya kan nggak-nggak diketahui. Itu masih dicek dulu apakah itu dia salah men-switch atau apa. Kalau dia mau meledakkan kan dia akan ke kerumunan dulu, baru dia ledakin, dia panik atau gimana itu masih didalami," kata Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Rabu (13/11/2019).


Jubir Polri, Dedi Prasetyo mengklaim, jaket ojek online yang digunakan pelaku, hanya penyamaran. Dedi menyebut,  labfor dan Densus 88 masih mendalami hasil olah TKP.

Kata dia, ada beberapa barang bukti yang ditemukan. 

"Beberapa barang yang berhasil diamankan terkait dengan menyangkut masalah jenis bomnya nanti akan diidentifikasi. Antara lain ada baterai 9 volt, kemudian ada juga plat besi metal, kemudian ada sejumlah paku, cukup banyak paku dalam berbagai ukuran ada ditemukan identifikasi, beberapa irisan-irisan kabel itu nanti akan didalami, kemudian ada beberapa potongan-potongan kabel yang cukup besar, juga yang besar di dalamnya kemudian ada tombol switch on off ya, kemudian ada potongan tubuh," ungkapnya.


Jubir Polri, Dedi Prasetyo mengungkapkan, Densus 88 masih mendalami rekaman CCTV. Menurutnya masih ada beberapa kendaraan roda dua yang dicurigai. Selain itu, akun sosial media pelaku juga diselidiki.

Editor: Rony Sitanggang

  • Medsos
  • deradikalisasi
  • radikalisme
  • JAD
  • terorisme
  • Kemenag
  • bunuh diri
  • bom bunuh diri medan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!