BERITA

Peringati Maulid Nabi, Keraton Yogyakarta Keluarkan Enam Gunungan

Peringati Maulid Nabi, Keraton Yogyakarta Keluarkan Enam Gunungan

KBR, Yogyakarta- Keraton Yogyakarta mengelar upacara adat Garebeg Maulud untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Sebanyak enam gunungan dikeluarkan dari Pagelaran Keraton Yogyakarta untuk dibagikan kepada ribuan masyarakat yang sudah bersiap sejak pagi di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

Kabid Informasi dan Statistik Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta, Tutik Susiatun mengatakan, enam gunungan tersebut adalah gunungan lanang sebanyak tiga buah, gunungan wadon, gunungan dharat dan gunungan gepak. Selain itu ada juga gunungan pengiring yaitu pawuhan, picisan, tenggok, angkring dan songgon. Sebanyak sepuluh pasukan atau bregada prajurit mengiringi prosesi keluarnya gunungan dari Keraton menuju Masjid Gede Kauman.

"Gunungan ini adalah berbagai jenis makanan dan sayur-sayuran yang diatur disusun meninggi menyerupai bentuk gunung. Gunungan ini melambangkan sedekah dari raja Keraton Yogyakarta yang oleh warga dianggap membawa berkah," kata Tutik di Alun-alun Utara Yogyakarta, Rabu (21/11/2018).

Salah seorang warga yang turut berdesakan untuk mendapatkan bagian gunungan garebek adalah Sri Lestari. Ia mengaku datang khusus untuk mengikuti Garebeg Maulud. Sri mengaku akan menyimpan bilah bambu dari rangka gunungan yang berhasil didapatkannya. 

"Saya simpan saja, untuk kenang-kenangan," kata Sri usai acara. 

Garebeg Maulud adalah garebeg yang diselenggarakan pada bulan Maulud atau bulan Rabiulawal sesuai penanggalan Jawa Mataram. Dalam satu tahun, eKraton Yogyakarta menyelenggarakan tiga kali upacara garebeg, yaitu Garebeg Maulud, Garebeg Besar dan Garebeg Syawal.

Editor: Friska Kalia

 

  • Maulid Nabi
  • Yogyakarta
  • Gunungan
  • Tradisi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!