BERITA

Hujan Lebat, 5 Desa di Cilacap Terendam Banjir

""Ketinggian air antara 20-40 centimeter""

Muhamad Ridlo Susanto

Hujan Lebat, 5 Desa di Cilacap Terendam Banjir
ilustrasi: Anak - anak melintasi banjir untuk berangkat ke sekolah. (KBR/M. Ridlo)

KBR, Cilacap – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sepanjang dua hari belakangan mengakibatkan lima desa di Kecamatan Nusawungu terendam banjir. Selain itu, hujan intensitas tinggi juga memicu longsor di Kecamatan Dayeuhluhur.

Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, lima desa yang terendam banjir tersebut yakni Nusawungu, Kedungbenda, Banjareja, Klumprit, dan Desa Nusawangkal. Air merendam di jalan dan pekarangaan dengan ketinggian antara 20-40 centimeter.

"Di wilayah timur ini ada genangan, di daerah Kecamatan Nusawungu. Ada beberapa tempat seperti Desa Nusawungunya, Kedungbenda, Banjareja, Klumprit, dan Nusawangkal. Ketinggian air antara 20-40 centimeter. Kita harap warga tak perlu mengungsi," kata Tri Komara Sidhy, Selasa (13/11/2018).

Meski belum ada warga yang mengungsi, namun BPBD tetap bersiaga dan mewaspadai banjir susulan yang lebih besar. Ini mengingat curah hujan di Cilacap masih cukup tinggi dalam beberapa hari kedepan. 

"Kita siaga. Kita siapkan dengan perahu karet, termasuk logistik jaga-jaga jika ada warga yang membutuhkan," ujarnya. 

Tri Komara Sidhy menambahkan, selain menyebabkan banjir di Kecamatan Nusawungu, cuaca ekstrem juga memicu longsor di Kecamatan Dayeuhluhur. Satu longsoran menimpa rumah warga dan satu lainnya menyebabkan saluran irigasi ambrol.

Hari ini, BPBD dan warga setempat menyingkirkan material dan melakukan langkah-langkah antisipasi guna mencegah longsor lanjutan.

Editor: Friska Kalia 

  • Banjir
  • longsor
  • puting beliung
  • BMKG

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!