KBR, Cilacap– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap punya inovasi baru untuk mencegah abrasi pantai, yang kerap terjadi saat gelombang tinggi. BPBD Cilacap memanfaatkan sabut kelapa sebagai tanggul penahan abrasi .
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, selain berfungsi sebagai penahan abrasi, sabut kelapa diklaim mampu menahan pasir yang terdorong dari luar garis pantai. Dengan begitu, hamparan pasir di bawah tanggul nantinya, akan landai dan secara teori bisa mengembalikan pantai seperti sediakala.
“Ini inovasi baru. Kalau dulu istilahnya webbing cut. Kalau yang ini, sabut kelapa yang dianyam, seperti alas kaki, tapi dibuat menjadi seperti karung. Karung itu, diisi pasir, kemudian dijadikan tanggul atau talud. Kekuatannya tidak kalah dengan batu belah,” kata Tri Komara Sidhy, Rabu (14/11/2018).
Dikatakan Tri Komara, saat ini BPBD sedang menguji tanggul sabut kelapa di Pantai Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, yang sebelumnya mengalami abrasi parah akibat dampak gelombang pasang. Panjang tanggul yang dipasang adalah 50 meter.
"Kita masih menunggu hasil evaluasi selama beberapa bulan mendatang untuk mengetahui hasil pastinya. Utamanya saat kembali terjadi gelombang tinggi," katanya.
Namun berdasarkan pengamatan sementara, ada penambahan volume pasir yang tertahan di tanggul sabut kelapa. Sebelumnya, kata dia, antara titik tertinggi tanggul sabut kelapa dengan garis pantai, berjarak kurang lebih satu meter. Setelah pemasangan tanggul sabut kelapa selama satu bulan, permukaan pasir pantai naik secara signifikan.
Menurut dia, jika terbukti efektif, maka penanganan abrasi dengan sabut kelapa ini ini akan diaplikasikan secara luas di pantai Cilacap, yang mengalami abrasi parah lantaran gelombang tinggi pada awal hingga semester kedua 2018.
Baca juga:
- Cegah Abrasi, Cilacap Tanam 10 Ribu Mangrove
- Cegah Abrasi di Selat Bali, Nelayan Banyuwangi Tanam Cemara Laut
Editor: Friska Kalia