Bagikan:

Cegah Abrasi Dengan Anyaman Dari Sabut Kelapa

"Kalau yang ini, sabut kelapa yang dianyam, kekuatannya tidak kalah dengan batu belah"

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 14 Nov 2018 09:24 WIB

Cegah Abrasi Dengan Anyaman Dari Sabut Kelapa

Tanggul yang terbuat dari sabut kelapa di salah satu pantai di Cilacap. (Foto: Dokumen BPBD Cilacap)

KBR, Cilacap– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap punya inovasi baru untuk mencegah abrasi pantai, yang kerap terjadi saat gelombang tinggi. BPBD Cilacap memanfaatkan sabut kelapa sebagai tanggul penahan abrasi . 

Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, selain berfungsi sebagai penahan abrasi, sabut kelapa diklaim mampu menahan pasir yang terdorong dari luar garis pantai. Dengan begitu, hamparan pasir di bawah tanggul nantinya, akan landai dan secara teori bisa mengembalikan pantai seperti sediakala.

“Ini inovasi baru. Kalau dulu istilahnya webbing cut. Kalau yang ini, sabut kelapa yang dianyam, seperti alas kaki, tapi dibuat menjadi seperti karung. Karung itu, diisi pasir, kemudian dijadikan tanggul atau talud. Kekuatannya tidak kalah dengan batu belah,” kata Tri Komara Sidhy, Rabu (14/11/2018).

Dikatakan Tri Komara, saat ini BPBD sedang menguji tanggul sabut kelapa di Pantai Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, yang sebelumnya mengalami abrasi parah akibat dampak gelombang pasang. Panjang tanggul yang dipasang adalah 50 meter. 

"Kita masih menunggu hasil evaluasi selama beberapa bulan mendatang untuk mengetahui hasil pastinya. Utamanya saat kembali terjadi gelombang tinggi," katanya.

Namun berdasarkan pengamatan sementara, ada penambahan volume pasir yang tertahan di tanggul sabut kelapa. Sebelumnya, kata dia, antara titik tertinggi tanggul sabut kelapa dengan garis pantai, berjarak kurang lebih satu meter. Setelah pemasangan tanggul sabut kelapa selama satu bulan, permukaan pasir pantai naik secara signifikan. 

Menurut dia, jika terbukti efektif, maka penanganan abrasi dengan sabut kelapa ini ini akan diaplikasikan secara luas di pantai Cilacap, yang mengalami abrasi parah lantaran gelombang tinggi pada awal hingga semester kedua  2018.

Baca juga: 

Editor: Friska Kalia

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NUSANTARA

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Urgensi Penerapan Cukai Minuman Berpemanis

Kabar Baru Jam 10

Kabar Baru Jam 11