BERITA

Sekolah Sambil Belajar Menanam Sengon, Lulus SD Dapat Duit

"Siswa kelas 1 dan kelas 2 mendapat bibit gratis pohon berusia pendek, seperti sengon dan albasia untuk ditanam di sekitar rumah. Nantinya pohon dipanen dan dibeli oleh pihak sekolah saat anak lulus."

Sekolah Sambil Belajar Menanam Sengon, Lulus SD Dapat Duit
Ilustrasi tanaman sengon. (Foto: birohumas.jatengprov.go.id/Publik Domain)

KBR, Banyumas - Komunitas Sekolah Kader Desa Brilian di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah menggagas kegiatan penanaman pohon bagi anak-anak SD di kawasan lereng selatan Gunung Slamet. 

Kegiatan yang diberi nama "Belajar Menanam dan Ujian Memanen" itu dimaksudkan sebagai program tabungan pendidikan swadaya bagi siswa. 

Pengelola Sekolah Kader Desa Brilian, Muhammad Adib mengatakan, para siswa kelas 1 dan kelas 2 mendapat bibit gratis pohon berusia pendek, seperti sengon dan albasia untuk ditanam di sekitar rumah. Nantinya pohon dipanen dan dibeli oleh pihak sekolah saat anak lulus. 

"Dalam program belajar menanam dan ujian menanen ini kami membagikan bibit sengon gratis kepada anak SD kelas 1 dan kelas 2. Idenya, anak-anak kelas 1 SD itu diberi bibit. Lalu ditanam di pekarangan dengan didampingi orang tua mereka. Saya bekerjasama dengan perusahaan APB di Temanggung. Nanti saat ujian kelas 6, pohon sengon mereka dibeli oleh sekolah. Jadi saat mereka perpisahan sekolah, mereka tidak hanya menerima ijazah, tapi juga duit. Sekolah tidak meminta iuran untuk acara tersebut, bahkan sekolah akan memberi duit," kata Muhammad Adib, Rabu (1/11/2017).

Pengelola Sekolah Kader Desa Brilian, Muhammad Adib mengatakan pohon yang ditanam siswa adalah jenis kayu usia pendek yang bisa dipanen awal pada usia empat tahun, enam tahun hingga 12 tahun. 

"Usia optimal panen sengon itu berkisar enam sampai 10 tahun. Karena itu sengon dan albasia cocok dimanfaatkan sebagai tabungan sekolah berbentuk pohon," kata Muhammad Adib.

Adib menilai pohon seperti sengon atau albasia itu dianggap memiliki nilai ekonomi yang terus bertambah. Selain itu, penanaman pohon juga merupakan bagian dari upaya mendidik anak usia dini mengenal dan mencintai alam.

Saat ini, kata Adib, program menanam pohon bagi siswa itu sudah dilaksanakan di puluhan sekolah SD di tiga kecamatan penyangga lereng selatan Gunung Slamet di wilayah Banyumas, yaitu Kecamatan Pekuncen, Kedungbanteng dan Kecamatan Baturaden. 

Jumlah pohon albasia dan sengon yang ditanam anak SD di lereng Gunung Slamet sudah mencapai 57 ribu batang. 

"Tiap anak menanam dengan jumlah berbeda, tergantung ketersediaan lahan di tanah orang tua mereka," kata Adib. Ia mengatakan karena banyaknya siswa yang antusias menjadi calon penabung pohon, tiap anak dibatasi maksimal menanam sebanyak 30 pohon.

Program menanam pohon itu dimulai sejak 2013 lalu. Menurut Adib, panen perdana albasia dan sengon diperkirakan dilakukan masa kelulusan 2019, atau disesuaikan dengan umur optimal albasia dan sengon.

Harga pohon sengon usia lima tahun beberapa waktu lalu mencapai Rp800 ribu hingga Rp1 juta per meter kubik.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman 

  • tanam pohon
  • hari menanam pohon
  • wajib tanam pohon
  • penanaman pohon
  • hari tanam pohon nasional
  • menanam pohon
  • gerakan tanam pohon
  • Gunung Slamet

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!