BERITA
Langka Air Bersih, Pemerintah Bangun Saluran Air Bawah Laut
"Instalasi air minum bersih ini bersumber dari mata air di Pulau Nusakambangan."
Muhamad Ridlo Susanto
Camat Kampung Laut, Nurindra Wahyu mengatakan, instalasi air minum bersih ini bersumber dari mata air di Pulau Nusakambangan. Air bersih disalurkan dengan pipa bawah laut sepanjang 2 kilometer.
Nurindra mengungkapkan, pembangunan sudah dimulai pada akhir 2015 dan saat ini sudah mulai beroperasi. Namun, sementara ini masyarakat Motean yang berjumlah sekira 500 keluarga harus mengambil sendiri ke instalasi penyedia air jernih lantaran pipa penyalur ke masing-masing rumah penduduk belum dibangun.
"Kesulitan kita di Kampung Laut itu air tawar. Kita dikelilingi air, tapi air tawar kita susah. Minimal, dengan mendekatkan sumber air tawar ke masyarakat, masyarakat akan dimudahkan. Rencananya ini akan dikelola oleh BUMDes dan dikelola secara profesional. Jadi melalui pipa bawah laut, kemudian dinaikkan. Seperti itu, jadi ini bukan dari air laut. Penjernih juga ada, panjangnya sekitar satu hingga dua kilometer lah," jelas Nurindra.
Baca: Warga Pinggiran Balikpapan Keluhkan Ketersediaan Air Bersih
Lebih lanjut Nurindra mengemukakan, selain bersumber pada mata air di Pulau Nusakambangan, instalasi air bersih ini juga menampung air hujan. Salah satu alat lain dalam instalasi ini adalah purifier (penjernih) yang mampu mengubah air payau atau laut agar bisa digunakan untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) oleh masyarakat setempat.
Nurindra menambahkan, ribuan warga empat desa di Kecamatan Kampung Laut sebagian besar mencukupi kebutuhan air bersih dari air hujan. Saat kemarau, warga terpaksa mengambil air bersih ke sejumlah mata air di Pulau Nusakambangan dengan menggunakan perahu.
Baca juga: Warga Banyuwangi Mulai Krisis Air Bersih
Editor: Sasmito
- air bersih
- cilacap
- nusakambangan
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!