BERITA

Nikmatnya Minum Kopi Dengan Suasana Kebun

Nikmatnya Minum Kopi Dengan Suasana Kebun

KBR, Bondowoso– Nama Bondowoso sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang mengasilkan kopi berkualitas ekspor memang tak diragukan lagi. Inilah yang memotivasi sejumlah petani kopi rakyat di Kecamatan Sumber Wringin membuka kedai yang menyajikan kopi arabika khas Bondowoso yang dilengkapi dengan suasana kebun kopi.

Abdul Latif salah satunya. Menurutnya, tujuan utama dirinya membuka kedai kopi adalah untuk lebih memperkenalkan kopi khas Bondowoso kepada pelancong dari berbagai daerah. Hal ini mengingat kawasan dibukanya kedai–kedai kopi merupakan wilayah strategis yang pasti dilewati pelancong dari berbagai daerah dengan tujuan Kawasan Wisata Kawah Ijen.

“Kopi kita sudah ekspor ke berbagai negara di Amerika dan Eropa. Tapi apakah semua orang tahu rasanya kopi Bondowoso seperti apa? Itulah kenapa kami buka kedai kopi ini juga untuk promosi,” kata Abdul Latif saat KBR berkunjung ke kedai kopi miliknya Sabtu (7/11/2015).

Tak sekedar kedai biasa, proses penyajian kopi pun dilakukan layaknya kafe–kafe besar. Mulai dari menggiling biji kopi menjadi bubuk menggunakan grinder (mesin penggiling kopi) serta menggunakan teknik khusus menghasilkan kopi espresso menggunakan espresso machine dan ROK Presso. Ditambah lagi suasana di kedai yang dibuat bernuansa alam. Bahkan di beberapa kedai kopi, pengunjung bisa melihat hamparan pohon kopi yang berada di sekitar kedai.

Saat ini sudah ada sedikitnya 10 kedai kopi milik petani kopi yang menawarkan berbagai jenis kopi khas Bondowoso mulai arabika, robusta, bahkan luwak. Untuk secangkir kecil kopi arabika berisi 60 ml dihargai Rp 10 ribu rupiah. Sementara untuk kemasan seberat 160 gram dihargai Rp 35 ribu untuk kopi arabika dan Rp 16 ribu robusta.

Sayangnya, potensi wisata minum kopi ini belum dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Padahal jika dioptimalkan, wisata kopi ini mampu menyumbang pendapat asli daerah (PAD) yang cukup besar mengingat kawasan ini cukup strategis dilewati wisatawan.

Sejak ekspor perdana pada 2011 lalu, kepopuleran kopi Bondowoso terus mengundang banyak eksportir datang. Tahun ini, Dishutbun sudah mengekspor 800 ton kopi arabika dengan nilai ekspor Rp 22 miliar. Angka ini meningkat jika dibanding ekspor tahun lalu yang hanya 529 ton dengan nilai total ekspor Rp 21 miliar.

Editor: Dimas Rizky

  • kopi
  • Bondowoso
  • pertanian
  • kedai kopi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!