BERITA
Barujari Masih Meraung, Belasan Penerbangan Masih Dibatalkan di Bali
"Baru beberapa rute yang sudah bisa berjalan."
Yulius Martony
KBR, Denpasar- Aktivitas di Bandara Udara Internasional Ngurah Rai Bali masih belum normal, meski sudah dibuka sejak kemarin. Sejumlah pesawat sudah mulai diterbangkan meski masih ada rute-rute tertentu yang belum aktif. Bandara itu ditutup selama dua hari akibat paparan abu vulkanik letusan Gunung Barujari di NTB yang bisa merusak mesin pesawat.
Sejumlah
maskapai mengevakuasi penumpang dengan menggunakan pesawat berbadan
besar untuk mengurangi penumpukan calon penumpang. Juru bicara Bandara
Ngurah Rai Shiverly Sanssouci mengatakan evakuasi penumpang itu
dilakukan maskapai sampai kondisi penumpang normal kembali.
"Akan di angkut dengan pesawat berbadan besar, misalnya selama ini pakai pesawat berkapasitas 200 di pakai dengan kapasitas 400 kemungkinan seperti yang terjadi saat gunung Raung tidak akan terjadi penumpukan dan informasi keberangkatan itu jelas untuk penumpang yang akan berangkat," ujarnya, Jumat (06/11).
Sejak semalam maskapai Garuda Indonesia mengevakuasi penumpang baik rute
domestik maupun internasional menggunakan pesawat berbadan besar. Juru
bicara Bandara Ngurah Rai Shiverly Sanssouci mengatakan malam tadi
pesawat India Air yang mengangkut rombongan wakil presiden India sempat
tertahan akibat erupsi Gunung Barujari.
Shiverly mengatakan tidak
menutup kemungkinan Bandara Ngurah Rai akan ditutup kembali jika kondisi
paparan abu vulkanik gunung api itu kembali membahayakan penerbangan.
Saat ini kondisi jalur penerbangan masih dalam pengawasan Pusat
Pertimbangan Abu Vulkanik atau VAAC. Selama dua hari lalu bandara ini
membatalkan 700-an jadwal kedatangan dan penerbangan.
Editor: Dimas Rizky
- bencana alam
- Gunung Meletus
- Rinjani
- barujari
- Bandara
- tutup
- berita
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!