HEADLINE

AJI Jember Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Jurnalis Lumajang

"Ketiganya mendapat ancaman pembunuhan"

Hermawan

AJI Jember Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Jurnalis Lumajang
Tambang pasir ilegal di Lumajang (Foto: Eko Widianto/KBR)

KBR, Banyuwangi- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember Jawa Timur, mendesak Kepolisian menangkap pelaku teror tehadap tiga jurnalis di Kabupaten Lumajang. Ketua AJI Jember Ika Ningtiyas mengatakan, selain mendesak untuk menangkap pelaku teror  tersebut, AJI juga meminta aparat kepolisian dan perusahan media tempat ketiga jurnalis itu bekerja untuk memberikan perlindungan.

Ika menambahkan, pihaknya menghimbau kepada seluruh wartawan yang ada di Lumajang untuk tetap bekerja dengan mematuhi udang- undang pers dan mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kasus tambang pasir di Lumajang.

“Artinya dengan eskalasi seperti ini kita meminta kepolisian itu untuk serius untuk mengungkap peneror- penorer jurnalis. Karena kalau tidak di khwatirkan bahwa teror sms yang diterima ketiga jurnalis ini bisa berakibat terhadap hilangnya nyawa ketiga jurnalis tersebut. Kami juga mendesak bahwa tidak hanya melakukan perlindungan terhadap ketiga jurnalis tersebut, polisi juga harus melakukan perlindungan terhadap keluarga ketiga jurnalis itu,” kata Ika Ningtiyas (7/11/2015)

Sebelumnya, tiga wartawan televisi yaitu, wartawan Tvone Iwan, KompasTV Abdurrahman, dan wartawan JTV Arief, mendapatkan ancaman teror via SMS, usai melakukan  liputan investigasi kasus tambang pasir ilegal yang berada di Desa solok awar- awar Kabupaten Lumajang. Pesan singkat itu berisi ancaman pembunuhan dan teror bondet atau bom molotop jika ketiganya masih melanjutkan peliputan kasus tambang ilegal tersebut. Atas peristiwa ini ketiga wartawan tersebut telah melaporkan teror ini ke Kepolisian Daerah Jawa Timur.

Editor: Dimas Rizky

  • jurnalis
  • ancaman
  • teror
  • tambang
  • lumajang
  • berita

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!