NUSANTARA

PIM Berhenti, Puluhan Kabupaten di Aceh Langka Pupuk Bersubsidi

"Petani di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh kesulitan mendapat pupuk bersubsidi. Hal ini terjadi menyusul terhentinya kegiatan dua pabrik urea PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebagai akibat tingginya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap bahan baku gas "

Erwin Jalaludin

PIM Berhenti, Puluhan Kabupaten di Aceh Langka Pupuk Bersubsidi
pupuk subsidi, petani, aceh

KBR, Lhokseumawe – Petani di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh kesulitan mendapat pupuk bersubsidi. Hal ini terjadi menyusul terhentinya kegiatan dua pabrik urea PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebagai akibat tingginya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap bahan baku gas alam cair.


Kepala Biro Hubungan Masyarakat PT PIM, Suryadi meminta pemerintah mengkaji ulang HPP gas karena  menguras biaya perusahaan. Bila PIM vakum bisa berimbas terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi di pasaran.


“Pemerintah lebih fokuslah terhadap petani. Areal pertanian kita kan luas, dan persoalan ini dari dulu itu-itu saja. kalau itu teratasi kelangkaan pupuk ini tidak perlu terjadi, karena sangat menyiksa petani,” terang Suryadi menjawab portalkbr, Senin (17/11).


Sebelumnya PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) terpaksa menghentikan operasional dua unit pabrik urea menyusul masih tingginya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap gas alam cair. Pertamina sebagai pemasok utama bahan baku PIM belum memberikan sinyalemen positif terkait harga gas tersebut.


HPP gas alam cair untuk PIM mencapai US$ 10 per Million Matrix British Thermal Unit (MMBTU). Sementara tanggung jawab yang dibebankan Pemerintah kepada PIM harus melayani pendistribusian pupuk bersubsidi di lima provinsi wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.


Salah seorang Tokoh masyarakat tani di Aceh Utara, Tgk Samsuddin mengaku kesulitan memperoleh pupuk tersebut. Seluruh distributor dan kios resmi pupuk bersubsidi mengalami kekosongan.


“Kalau begini jadinya, maka tanaman padi tidak pernah akan subur. Sedangkan harga pupun non-subsidi sangat membengkak. Nasib Kami petani bisa-bisa tragis, ” ucapnya.


Ia berharap, Pemerintah untuk dapat mengatasi kelangkaan pupuk tersebut. Sehingga, tidak mengancam sumber mata pencaharian masyarakat tani. 


Editor: Antonius Eko 

  • pupuk subsidi
  • petani
  • aceh

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!