NUSANTARA

KPK Awasi Distribusi Kartu Sakti Jokowi

"Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan ikut mengawasi distribusi dan pemanfaatan program kartu sakti presiden Jokowi yang sudah mulai berlaku di Indonesia. Pimpinan KPK Zulkarnain mengatakan, pihaknya akan memantau kartu-kartu tersebut sudah tepat sasara"

KPK Awasi Distribusi Kartu Sakti Jokowi
jokowi, kartu keluarga sejahtera

KBR, Mataram - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan ikut mengawasi distribusi dan pemanfaatan program kartu sakti presiden Jokowi yang sudah mulai berlaku di Indonesia. Pimpinan KPK Zulkarnain mengatakan, pihaknya akan memantau kartu-kartu tersebut sudah tepat sasaran atau tidak. 


Zulkarnain mengatakan, fokus KPK tidak hanya melihat output, namun akan melihat hasil dari program tersebut. Jika seluruh kartu sakti tersebut bermanfaat bagi masyarakat, KPK akan mengapresiasi. Namun data-data penerima haruslah orang-orang yang berhak menerimanya.  


“Kita lihat nanti hasilnya, kalau ada nanti penyelenggaranya yang mengambil keuntungan kita awasi. Apakah sudah tepat sasaran? Apakah ada orang kaya tidak yang dapat. Tapi kalau menurut saya administrasinya perlu penyesuaian nanti. Sebab sumber dananya mungkin dari uang negara juga, tentu jangan tumpang tindih” kata Zulkarnain, Kamis (27/11). 


Pernyataan Zulkarnain ini untuk menjawab pertanyaan dari salah seorang anggota DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda. Baiq Isvie mengatakan, negara sampai saat ini belum mampu memelihara fakir miskin dan anak terlantar seperti amanat konstitusi. Jika dikaitkan dengan kartu sakti Jokowi, dia mempertanyakan pengawasan KPK terhadap penggunaan kartu-kartu itu.  


Ada empat kartu sakti Jokowi yang dikeluarkan akhir tahun ini yaitu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar,  Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera. 


Editor: Antonius Eko 


  • jokowi
  • kartu keluarga sejahtera

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!