NUSANTARA

Pemprov DKI Mulai Antisipasi Banjir

"Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan yang sangat lebat, mencapai 100 milimeter per hari terjadi di Bogor pada Desember hingga Januari 2014. Dengan curah hujan setinggi itu, sebagian luas wilayah Jakarta dipastikan "

Pemprov DKI Mulai Antisipasi Banjir
Pemprov DKI, Antisipasi Banjir, BPBD

KBR68H, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan yang sangat lebat, mencapai 100 milimeter per hari terjadi di Bogor pada Desember hingga Januari 2014. Dengan curah hujan setinggi itu, sebagian luas wilayah Jakarta dipastikan bakal terendam banjir, seperti Januari lalu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bambang Musyawardana mengatakan, berdasarkan data Januari 2013 lalu, di Jakarta ada 124 kelurahan rawan banjir. Instansinya, kata dia, akan berkoordinasi dengan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) karena mereka-lah yang memiliki anggaran.

“Kalau melihat banjir 2013 pada Januari lalu, ada 124 kelurahan yang terkena dampaknya. Kami masih perlu analisis hidrologi lagi penambahan beberapa kelurahan yang terkena banjir. Dan kami sudah mengkoordinasi dengan SKPD untuk melakukan upaya-upaya struktural, seperti pengerukan  waduk, polder-polder, normalisasi sungai,” kata Bambang Musyawardana saat diwawancarai Green Radio.

Bambang menambahkan, instansinya juga bekerjasama dengan dinas perindustrian untuk membuat 1958 sumur resapan dengan kedalaman 40 centimeter. Menurut dia, jika pekerjaan ini selesai di bulan Desember, maka akan bisa mengurangi genangan 20 persen di 124 kelurahan itu.

Selain upaya struktural, kata Bambang, ada upaya non struktural yaitu menjelaskan kepada warga soal mengantisipasi bencana untuk menanggulangi banjir.

Editor: Anto Sidharta

  • Pemprov DKI
  • Antisipasi Banjir
  • BPBD

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!