NUSANTARA

ODHA di Bali Diperkirakan Capai 26.000 Orang

"Dinas Kesehatan Bali memperkirakan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bali saat ini mencapai 26.000 orang. Perkiraan tersebut didasarkan pada hasil pemantauan sebaran kasus HIV/AIDS di Bali dan survey pada 2012 terhadap 2000 responden dimana 20 persen"

Muliartha

ODHA di Bali Diperkirakan Capai 26.000 Orang
ODHA, bali, kondom, HIV

KBR68H, Bali - Dinas Kesehatan Bali memperkirakan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bali saat ini mencapai 26.000 orang. Perkiraan tersebut didasarkan pada hasil pemantauan sebaran kasus HIV/AIDS di Bali dan survey pada 2012 terhadap 2000 responden dimana 20 persen positif HIV. 


Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menyatakan, sampai saat ini jumlah ODHA yang tercatat di Bali mencapai 8.141 orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak ODHA yang belum terdata dan berpotensi menularkan HIV.


“Penggunaan itu belum maksimal, itu puluhan ribu, kita siapkan sebanyak mungkin berapa pun. Kita sebarkan melalui klinik CST (Care Support Treatment) dan VCT (Voluntary Counseling Test). Kita juga sebarkan melalui LSM, karena ini tidak dari pemerintah pusat saja, dari provinsi dan dari LSM,” ujar Ketut Suarjaya


Suarjaya menambahkan dalam upaya memaksimalkan penanggulangan HIV/AIDS pemerintah provinsi Bali pada 2014 mendatang merencanakan untuk mengalokasikan dana mencapai Rp 6 miliar. 


Selain itu, pemerintah provinsi Bali juga akan memaksimalkan klinik-klinik VCT atau klinik test HIV secara sukarela.


Suarjaya mengakui dalam upaya menekan penularan HIV di Bali, Dinas Kesehatan provinsi Bali akan lebih memaksimalkan sosialisasi penggunaan kondom. Dimana dalam setahun pemerintah provinsi Bali membagikan sekitar 80.000 kondom dengan target para pekerja seksual dan pelanggannya.


Editor: Antonius Eko 

  • ODHA
  • bali
  • kondom
  • HIV

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!