KBR68H, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) siap mengadvokasi Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) atas pembubaran paksa peringatan hari Asyura di sejumlah daerah.
Anggota Komnas HAM, Imdadun Rachmat mengatakan, institusinya siap menerima laporan atas diskriminasi yang dialami jemaat Syiah yang akan merayakan hari Asyura. Dari laporan tersebut nantinya, Komnas HAM akan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut. Kata dia, tiap agama maupun sekte dijamin negara untuk merayakan ritual keagamaannya.
"Semua agama, termasuk semua denominasi, atau firqoh atau sekte di semua agama, itu dijamin kebebasannya untuk melakukan ritual peribatan oleh prinsip dan norma HAM. Indonesia telah menjamin itu melalui kontitusi dan Undang Undang Dasar kemudian Undang Undang tentang HAM, Jadi kalau ada kekerasan terhadap siapa pun itu pelanggaran terhadap Hak Azasi Manusia," kata Imdadun kepada KBR68H
Sebelumnya, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) bersiap melapor ke Komnas HAM dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan menyusul pembubaran paksa peringatan hari Asyura di sejumlah daerah.
Sementara Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) tak patah semangat untuk tetap beribadah, meski mendapat intimidasi kelompok intoleran, termasuk dalam perayaan Asyura.
Sekretaris IJABI, Nike mengatakan, berbagai insiden dan kekerasan yang mereka alami semakin menguatkan semangat mereka dalam menjalankan keyakinannya.
“Jadi, insiden itu tidak menyuruti langkah kita, tidak mengurangi langkah kita. Seluruh Indonesia merayakan Asyura. Jadi, artinya tidak ngaruh, gitu. Insiden itu tidak menggetarkan hati kita sama sekali, justru semakin semangat dan militan kita, kan. Jadi, enggak, enggak ngaruh apa-apa,” tegas Nike kepada KBR68H, Sabtu (16/11).
Kamis kemarin, kelompok intoleran di Makassar menyerang massa Organisasi Kemasyarakatan Ahlul Bait Indonesia yang merayakan Asyura di Aula SMK Darussalam di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Kelompok intoleran itu menyerang menggunakan parang, badik, samurai, dan anak panah. Akibatnya, beberapa peserta perayaan mengalami luka, mulai memar, hingga patah tulang. Tak hanya di Makassar, perayaan Asyura di Jawa Barat juga mendapat tentangan dari kelompok intoleran. Kasus ini akan diadukan ke Komnas HAM, Menkopolhukam, dan Ombudsman pekan depan.