NUSANTARA

Leptospirosis: Dua Terinfeksi, Satu Meninggal

"Leptospirosis harus diwaspadai karena bisa mengakibatkan gejala berat seperti kejang, demam hingga berujung pada kematian penderitanya."

leptospirosis
Ilustrasi. Banjir di Rangkasbitung pada 14 September 2021. (Foto: antaranews)

KBR, Jawa Tengah - Otoritas Jawa Tengah mencatat 374 kasus Leptospirosis yang ditularkan melalui air seni tikus mengandung bakteri sejak Januari hingga Agustus 2022.

Menurut Sub Kordinator Penyakit Tidak Menular dan Menular di Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Arvian Nevi, Leptospirosis harus diwaspadai karena bisa mengakibatkan gejala berat seperti kejang, demam hingga berujung pada kematian penderitanya.

"Di musim hujan seperti sekarang ini, yang patut diwaspadai masyarakat yakni Leptospirosis yakni dari kencing tikus. Kencing Tikus bisa kena kulit dampaknya seperti orang terinfeksi dan tingkat kematian tinggi jika dua orang terkena maka satu orang bisa meninggal," ungkap Arvian Nevi di Semarang, Senin (31/10/2022).

Arvian menambahkan, tiga daerah dengan angka kematian tertinggi akibat Leptospirosis ada di Jepara, Sukoharjo dan Semarang.

Baca juga:

Pasca Banjir Bandung, Leptospirosis Mengintai!

Yogyakarta Darurat Penyakit Leptospirosis

Sementara itu, Kemenkes mencatat, pada 2021 lalu ada 555 kasus Leptospirosis dengan jumlah kematian 77 orang. Tidak hanya menular ke manusia, Leptospirosis juga menular ke Sapi, Kambing, Domba, Anjing, dan Kucing.

Editor: Fadli Gaper

  • leptospirosis
  • tikus
  • banjir
  • Dinkes

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!