NUSANTARA

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan: Anak Saya Wajahnya Membiru

"Arif Junaidi juga menceritakan, kondisi fisik anaknya yang membiru pada bagian wajah."

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan: Anak Saya Wajahnya Membiru

KBR, Jombang- Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, meminta kasus kerusuhan yang menimbulkan ratusan korban jiwa itu diusut tuntas oleh pemerintah, khususnya kepolisian.

Hal ini disampaikan oleh M Arif Junaidi, salah satu orang tua korban asal Jombang, Rabu, 05 Oktober 2022.

"Saya minta tolong semuanya yang berkaitan ditindaklanjuti semuanya," kata Arif.

Dalam peristiwa itu, Arif Junaidi kehilangan putra pertamanya yang bernama Muhamad Irsyad Aljuned (17), siswa kelas 12 SMK Negeri Kudu, Jombang, Jawa Timur.

Arif mengatakan anak pertamanya itu meninggal di lokasi kejadian dengan kondisi memprihatinkan. Kata dia,  kondisi Irsyad memburuk setelah terinjak usai mengalami sesak napas akibat terkena gas air mata.

Ia mengaku belum mendapatkan informasi apa pun mengenai perkembangan penanganan kasus ini.

"Belum ada informasi hanya sekedar kena gas air mata. Informasi kami masih menunggu dari Arema Malang. Dan setidaknya kita ingin ditindaklanjuti, diklarifikasi karena menurut saudara-saudara yang di Malang itu sangat memprihatinkan sekali tindak lanjutnya para aparat terhadap suporter yang di tribun terhadap gas air mata," katanya.

Arif Junaidi juga menceritakan, kondisi fisik anaknya yang membiru pada bagian wajah. Sebelum meninggal, dia mendapatkan kabar bahwa anaknya mengalami kejang dan sesak, setelah ada gas air mata menyebar di tribun Stadion Kanjuruhan.

Wajah Membiru

Jenazah Irsyad tiba di Jombang pada Minggu, 2 Oktober 2022. Ambulans dari Malang tiba sekitar pukul 15.30 WIB dan langsung dikebumikan di pemakaman umum Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, yang menjadi tempat tinggal korban.

Arif tak menyangka anak pertamanya dengan sang istri Kesi Ernawati ini pergi begitu cepat.

Irsyad memang dikenal sebagai salah satu Aremania. Setiap ada pertandingan Arema FC dia juga selalu hadir sebagai suporter.

Biasanya dirinya tak sendiri, namun bersama rombongan dari Jombang. Hanya saja saat kejadian, Irsyad pergi sendiri ke Malang menyaksikan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Kadang rombongan sama Aremania dari Jombang sering ikut Aremania Korwil Megaluh. Tapi, kemarin berangkat sendiri," jelasnya.

Dua Keponakan

Selain menimpa anaknya, dua keponakannya juga mengalami nasib serupa. Terinjak-injak ketika dalam kondisi panik.

"Kondisi anak saya kejang nahan sakit sepertinya pernapasan susah, jadi kaku gitu karena kejang. Enggak ada yang luka, hanya kakinya saja lecet. Mukanya biru gosong. Keponakan dua biru-biru semua, mungkin mereka terinjak kena gas air mata," ungkapnya.

131 Korban Jiwa

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan Singo Edan di kandang sendiri dengan skor 2-3. Usai kekalahan itu, para suporter turun ke lapangan, dan kemudian diadang aparat keamanan, yang disertai tembakan gas air mata ke arah penonton.

Gas air mata itu diduga menjadi memicu kepanikan dari para penonton, sehingga membuat mereka panik berebut keluar stadion.

Kepanikan akibat gas air mata, membuat ratusan penonton terinjak-injak, sesak napas, dan meninggal.

Data sampai saat ini, tercatat 131 korban meninggal dan ratusan mengalami cedera.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Gas Air Mata
  • Korban Tragedi Kanjuruhan
  • Tragedi Kanjuruhan
  • gas air mata
  • Aremania
  • Arema FC

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!