NUSANTARA

Dinkes Balikpapan: Waspadai Peningkatan Kasus DBD

"“Jadi dalam musim penghujan seperti saat ini potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue khususnya di Kota Balikpapan masih mungkin saja ada peningkatan,""

Petugas Dinkes Aceh melakukan pengasapan (fogging) membasmi nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD di Ban
Petugas Dinkes Aceh melakukan pengasapan (fogging) membasmi nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD di Banda Aceh, Rabu (5/10/22). (Foto: Antara/Irwansyah Putra)

KBR, Balikpapan – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengingatkan Pemerintah Kabupaten dan Kota di provinsi itu untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, kasus DBD berpotensi terus meningkat karena faktor cuaca.

“Jadi dalam musim penghujan seperti saat ini potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue khususnya di Kota Balikpapan masih mungkin saja ada peningkatan, jika kita tidak sama-sama melakukan upaya pencegahan antara lain pemberantasan sarang nyamuk," katanya, Senin (17/10/2022).

Andi Sri Juliarty mengakui adanya peningkatan kasus DBD di Balikpapan.

"Sampai saat ini memang ada peningkatan kasus menjadi 1.333 dengan 5 kasus kematian. Mayoritas penderita DBD usia anak-anak,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mengklaim telah menggencarkan upaya pencegahan dengan melibatkan kelurahan puskesmas, kader, juru pemantau jentik (jumantik) dan RT.

"Langkah-langkah pencegahannya pemberantasan sarang nyamuk dengan menabur larvasida maupun menutup dengan kelambu air," ungkap Sri Juliarty.

Berita terkait:

Hingga Minggu (16/10/2022) kemarin, total kasus DBD di Kalimantan Timur mencapai 4.120 kasus DBD dengan 31 kematian.

Dari 10 kabupaten kota di Kalimantan Timur, hanya Kabupaten Paser yang tidak masuk zona merah kasus DBD. Sedangkan daerah lainnya mencapai ratusan hingga ribuan kasus DBD setiap minggunya.

Editor: Kurniati Syahdan

  • DBD
  • Balikpapan
  • demam berdarah dengue
  • dinkes balikpapan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!