NUSANTARA

Antisipasi Krisis Pangan, TNI AD Garap 9 Ribu Hektare Lahan Kosong untuk Tanaman Padi Jagung

"“Tanaman seperti jagung dan padi. Ada sekitar sembilan ribu hektar lebih. Hasilnya diberikan kepada masyarakat yang terdampak,” kata Dudung."

krisis pangan
KSAD Dudung Abdurachman saat menyampaikan kuliah umum di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Senin (24/10/2022). (Foto: Fortakgama UGM)

KBR, Yogyakarta – TNI Angkatan Darat bakal menjalin kerja sama dengan Dinas Pertanian di sejumlah wilayah di Indonesia untuk menggarap lahan kosong milik TNI untuk tanaman pangan. Ini untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengatakan ada sekitar sembilan ribu hektare lahan kosong milik TNI. 

Rencananya, lahan itu akan ditanami jagung dan padi. Hasilnya akan diserahkan ke masyarakat yang membutuhkan.

"Saya sesuai dengan perintah Bapak Presiden Republik Indonesia bahwa untuk mengantisipasi kerawanan pangan maka beberapa langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh TNI Angkatan Darat berupa ketersediaan air, ketahanan pangan, logistic dan beberapa kegiatan seperti pengawasan stunting dan beberapa kegiatan lain pemberdayaan lahan dan dampaknya hasilnya untuk kebutuhan masyarakat," kata Dudung usai menyampaikan kuliah umum dengan tajuk Ketahanan Organisasi dalam Kepemimpinan Strategis dan Inovaitf di Balai Senat UGM, Senin (24/10/2022).

“Tanaman seperti jagung dan padi. Ada sekitar sembilan ribu hektar lebih. Hasilnya diberikan kepada masyarakat yang terdampak,” kata Dudung.

Baca juga:


Menurut Dudung, prajurit TNI tidak hanya sekedar diterjunkan untuk bertani namun juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan produktivitas pertanian rakyat. TNI harus hadir di tengah kesulitan rakyat.

"TNI harus memberikan solusi dan harus hidup berdampingan apapun kegiatannya," ujarnya.

Orang tua asuh stunting

Dudung mengatakan TNI juga akan membantu pengadaan fasilitas sumber daya air bersih bagi masyarakat. Menurut Dudung, saat ini sudah ada 744 titik air bersih yang tersebar di seluruh Indonesia. Mayoritas berada di wilayah Nusa Tenggara Timur.

"Sedangkan untuk daerah yang beresiko rawan pangan dan stunting, saya minta jajaran Babinsa dan Koramil untuk siap jadi orangtua asuh karena anggota keluarganya kena stunting dan kehilangan pekerjaan dampak dari pandemi," kata Dudung.

KSAD Dudung Abdurachman mengatakan sebagai sebuah organisasi TNI tetap menghadapi berbagai tantangan perubahan dan ketidakpastian akibat perubahan zaman. Kepemimpinan yang berani untuk mengambil keputusan merupakan kriteria dari ciri pemimpin strategis yang dibutuhkan TNI saat ini.

"Tadi saya juga sampaikan di depan mahasiswa S2 dan S3 bagaimana ilmu-ilmu menjadi seorang pemimpi yang bisa diidolakan, diidam-idamkan sehingga pemimpin itu setiap kehadirannya selalu memberikan keteduhan, kenyamanan,” jelasnya.

Rektor UGM, Ova Emilia menambahkan, dengan adanya forum tersebut dapat memperluas cakrawala dan pemikiran bersama dalam mengembangkan kapasitas kepemimpinan dan inovasi masa depan. Sebab setiap organisasi akan mengalami situasi ketidakpastian akibat kecepatan perubahan lingkungan yang tidak terkendali.

“Kompleksitas krisi bisa berdampak pada stabilitas organisasi. Dengan kompleksitas dan ambiguitas memerlukan pemikiran cerdas dari seorang pemimpin,” imbuhnya.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • Krisis Pangan
  • KSAD
  • krisis global
  • inflasi pangan
  • Dudung Abdurachman

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!