BERITA

Banjir Bandang Merusak Kios Pasar Tradisional di Cilacap

"Air melimpas masuk dan menyebabkan banjir bandang di permukiman dan pasar tradisional."

Banjir Bandang Merusak Kios Pasar Tradisional di Cilacap
Ilustrasi banjir bandang. Foto: ANTARA

KBR, Cilacap– Hujan deras yang mengguyur wilayah Cilacap Barat, pada Rabu (27/10) siang hingga malam menyebabkan Sungai Cigeugeumeuh meluap. Akibatnya, air melimpas masuk dan menyebabkan banjir bandang di permukiman dan pasar tradisional.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Majenang, Edi Sapto Prihono mengatakan banjir mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 19.00 WIB dengan ketinggian air sekitar 1 meter. Banjir juga merusak sejumlah kios di Pasar Karanggendot, Desa Limbangan.

Dia mengklaim, sejak Rabu malam petugas BPBD dan relawan sudah berada di lokasi dan mulai membersihkan material banjir di rumah penduduk dan area pasar. Petugas juga masih melakukan asesmen jumlah kerugian akibat banjir.

“Sungai Cigeugeumeuh, yang berlokasi di Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja, itu melimpas, tidak bisa menampung debit air yang cukup besar. Sehingga limpasan tersebut masuk ke permukiman penduduk, dan Pasar Desa Limbangan. Satu kios itu ambrol itu yang persis di tepi Sungai Cigeugeumeuh, tergerus sungai itu,” kata Edi Sapto Prihono, Kamis (28/10/2021).

Baca juga:

Edi Sapto Prihono menambahkan, selain di Desa Limbangan banjir juga terjadi di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, yang berbatasan langsung dengan Desa Limbangan. Penyebabnya sama, yakni limpasan Sungai Cigeugeumeuh. Banjir juga terjadi di Desa Wanareja, Kecamatan Wanareja.

Total terdapat tiga desa di Cilacap yang terdampak banjir bandang. Dari jumlah itu, dampak paling besar terjadi di Desa Limbangan. Dua desa lain yang terdampak banjir airnya sudah surut total pada Kamis dinihari.

Editor: Sindu

  • Banjir Bandang Cilacap
  • bencana alam
  • BPBD Majenang
  • Banjir di Cilacap Barat
  • BMKG

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!