KBR, Surabaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat, sebanyak 566 desa yang mengalami kekeringan kritis di provinsi itu.
Menurut Kepala BPBD Jawa Timur, Subhan Wahyudiono, dampak kekeringan itu menyebabkan sumber air di ratusan desa menjadi terbatas, sehingga warga mengandalkan bantuan air dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan masak.
"Yang kering kritis ada 566 desa dan persediaan air orang per hari kurang dari 10 liter, dengan jauh tiga kilometer dari sumber air," katanya di Surabaya, Jumat (25/10/2019).
Subhan mengatakan, BPBD Jatim akan terus melakukan droping air ke desa yang mengalami kekeringan kritis.
"Setiap hari, mobil tangki memasok air bersih, untuk mengisi tandon-tandon air yang sudah disiapkan di masing-masing desa," katanya.
Subhan menambahkan, desa yang mengalami kekeringan itu di antaranya di Kabupaten Mageratan, Tulungagung, Bojonegoro, Pacitan, Tuban, Lamongan dan Tuban.
Kekeringan juga melanda empat kabupaten di Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Selain itu, kekeringan juga melanda desa di Jawa Timur bagian timur, seperti Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi.
"Apalagi, BMKG memprediksi hujan baru akan turun di November," lanjut Subhan.
Ia menambahkan, BPBD Jatim akan tetap melakukan droping air bersih hingga satu bulan ke depan.
Editor: Kurniati Syahdan