BERITA

Emil Dardak: Supaya Siap Kerja, Santri Harus Terampil

"Dunia kerja tidak lagi hanya membutuhkan ijasah."

Emil Dardak: Supaya Siap Kerja, Santri Harus Terampil
Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elistyanto Dardak. (Foto: Muji Lestari/KBR)

KBR, Jombang- Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elistyanto Dardak mendorong Program Pelatihan Kerja (PLK) di lingkungan pondok-pondok pesantren terus digalakkan. Alasannya, kata Emil, dunia kerja saat ini tidak hanya membutuhkan ijazah, melainkan juga keterampilan.

Pernyataan ini disampaikan Emil, saat menghadiri Halaqah Nasional bertajuk "Kontekstualisasi Resolusi Jihad" dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2018, pada Selasa (23/10) di Aula Bung Tomo milik Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Selain keterampilan, Emil juga menggagas program intensif untuk menumbuhkan semangat juang lulusan pondok pesantren maupun lulusan sekolah umum, sehingga menghasilkan calon tenaga kerja yang siap secara mental sekaligus skill.

"Jadi, saya berkaca pada pengalaman publik. Betapa sulit merelokasi calon tenaga kerja yang direkrut di wilayah ring dua, seperti Jombang dan Nganjuk. Baru ditegur oleh pimpinannya, ada yang sudah enggan untuk bekerja. Ini tidak seperti yang terjadi di daerah merantau, utamanya di ring satu, seperti Surabaya dan Sidoarjo," tutur Emil kepada KBR.

Lebih lanjut, Wagub Jatim terpilih ini juga mendukung gagasan Gubernur Jatim, Soekarwo, perihal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mini di lingkungan pondok pesantren. Menurutnya, selain dapat menjadi ajang latihan kerja, gagasan itu juga mampu meningkatkan daya saing ijasah para santri menghadapi dunia kerja berikutnya.

"Gagasan Pakde Karwo soal SMK mini ini nantinya sangat berguna untuk memberi bekal dan mendukung mereka dalam bekerja, seperti di dunia industri, manufaktur dan lainnya," harap Emil.

Editor: Fadli Gaper 
  • Emil Dardak
  • Hari Santri Nasional
  • Santri
  • Ma'ruf Amin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!