BERITA

DPRD Jombang: Limbah Kayu PT SUB Berbahaya

"Hal itu mereka temukan setelah inspeksi mendadak."

DPRD Jombang: Limbah Kayu PT SUB Berbahaya
Limbah debu PT SUB, Jombang, dikeluhkan warga cemari rumah dan sumurnya. (Foto: Muji Lestari/KBR)



KBR, Jombang– DPRD Kabupaten Jombang, Jawa Timur menemukan adanya indikasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang keluar dari cerobong milik PT Sejahtera Usaha Bersama (SUB) di Kecamatan Diwek. Dugaan itu diketahui setelah dewan melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama dinas terkait. Sidak tersebut untuk menyikapi keluhan warga Desa Pundong yang resah akibat terdampak limbah debu dan asap yang keluar dari cerobong milik pabrik kayu olahan tersebut.

Ketua Komisi C DPRD Jombang, Masud Zuremi, mengatakaan dugaan limbah B3 muncul setelah tim melihat semua bahan baku pendukung, kebanyakan menggunakan bahan kimia. Dugaan limbah akan dipastikan lagi setelah uji laboratorium.


"Saya menduga, karena ini perusahaan dalam bidang perkayuan otomatis ini membutuhkan lem dan lem itu memang bahannya kimia jadi menimbulkan bau yang menyengat, dan ketika kebutuhan lem untuk produksi dibutuhkan oleh Perusahaan ini elemen-elemen kimianya banyak sehingga ini juga limbahnya juga limbah B3," kata Masud Zuremi, Senin (17/10/16).


Masud menambahkan hampir seratus lebih rumah-rumah warga dihujani debu berwarna pekat kehitam-hitaman yang keluar dari cerobong asap milik PT SUB.


90an Warga Terdampak Limbah Kayu

Sementara itu warga Desa Pundong Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, mendesak pemerintah kabupaten setempat menidak tegas pabrik kayu olahan PT Sejahtera Usaha Bersama (SUB) yang beroperasi diDesa setempat. Hal itu menyusul  dugaan sistem pengolahan limbah di pabrik setempat yang tidak sempura hingga menyebabkan bau dan debu yang keluar dari cerobong pabrik mencemari rumah dan sumur milik warga.


Salah satu warga, Suparno, mengaku, selain debu, aktivitas produksi di pabrik setempat juga kerap menganggu kenyamanan warga karena menimbulkan suara ledakan yang hebat. Bahkan, ada beberapa rumah warga yang mengalami retak-retak akibat getaran suara ledakan tersebut.


Akibat pencemaran debu tersebut, sumur-sumur warga menjadi keruh dan kotor. Sejumlah warga mengaku mulai merasakan gatal-gatal dan sesak nafas karena mengkonsumsi air sumur telah tercemar itu.


"Sekarang ada pabrik ini keluar debu keluar asap dari cerobong nggak karu-karuan, ini 20-30 meter ada rumah saya dari pabrik. Pabrik itu gimana apa enaknya cerobong dipindah ke sebelah sana (utara), selain gatal itu sesak, tenggorokan itu katanya serik-serik itu, terus bau, baju itu juga, kalau habis cuci dijemur nggak karu-karuan, kena debu," kata  Suparno, Senin (17/10/16).


Sementara, pihak perangkat Desa membeberkan warga Desa pundong yang terdampak asap dan debu pabrik PT SUB tercatat sekitar 90an Kepala Keluarga (KK). Selain rumah dan sumur, debu pabrik juga mengotori kebun dan tanaman disawah-sawah sekitarnya.


Warga mendesak, pihak pabrik PT SUB memperbaiki sistem pengolahan limbah agar tidak mencemari warga yang tinggal di sekitarnya.  Sebab, jika terus dibiarkan, mereka  khawatir akan menganggu kesehatan warga. Sementara, saat ditemui KBR, pihak PT SUB enggan memberikan konfirmasi terkait limbah yang dikeluhkan warga ini dan meminta wartawan untuk menemui humas pabrik yang tengah berada di luar kota.

Editor: Dimas Rizky

  • limbah perusahaan
  • Limbah Kayu
  • PT SUB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!