Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Saifudin Zuhri mengatakan, kerusakan alat deteksi longsor murni karena faktor alam. Saat ini, ketiga alat deketsi tersebut telah berfungsi kembali.
“Alat deteksinya memang sempat rusak tapi sudah diperbaiki oleh BPBD Provinsi. Rusaknya karena faktor alam, semua ada di 3 titik yakni Pakem, Wringin dan Binakal,” kata Zuhri kepada KBR, Kamis (6/10/2016).
Pasca rusaknya alat, BPBD Bondowoso telah meminta kepada masyarakat, utamanya yang berada di daerah rawan untuk ikut menjaga dan memantau kondisi alat yang berfungsi sebagai early warning sistem atau sistem peringatan dini tersebut.
Menurut Zuhri, intensitas hujan yang dalam beberapa hari terakhir mulai meningkat juga diwaspadai oleh BPBD dengan terus memantau alat deteksi longsor tersebut.
“Kalau ada pergerakan tanah dalam radius 1 km dari alat itu, maka akan ada tanda peringatan melalui bunyi sirine,” ujarnya.
Catatan BPBD Bondowoso menyebut, ada 4 titik paling rawan bencana longsor di Bondowoso. Keempat titik tersebut tersebar di Kecamatan Maesan, Binakal, Klabang dan Kecamatan Sempol.
Selain itu, BPBD juga kembali mengoptimalkan fungsi Desa Tangguh Bencana (Destana) di sejumlah desa yang masuk dalam katagori rawan bencana.
Baca juga: Diguyur Hujan Lebat, Jalan Trans di Kalimantan Utara Rusak Parah
Editor: Sasmito