Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggi Jawa Timur, ternyata memiliki 'cabang' di sejumlah daerah, termasuk di Kediri. Di Kecamatan Semen, Kediri, Padepokan Dimas Kanjeng menempati rumah milik Muryat, salah seorang pengikut Taat Pribadi.
Muryat dikabarkan menjadi koordinator para santri pengikut Dimas Kanjeng. Rumah Muryat di Kediri selama ini dijadikan tempat istighosah dan salawatan. Namun kini rumah itu tertutup rapat.
Asrofi, tetangga dekat Muryat mengatakan para santri pengikut Dimas Kanjeng yang biasa istighosah di rumah Muryat berasal dari luar daerah, seperti Trenggalek, Tulungagung, Madiun dan Nganjuk.
Ia mencurigai kegiatan istighosah itu janggal, karena ada kegiatan pengumpulan uang.
"Yang aku lihat itu ada semacam (pengumpulan) uang berapa berapa gitu, dikumpulkan. Saya curiga, biasanya orang usai istighosah kan wajahnya ngantuk, sayu, tapi ini nggak. Wajahnya mereka cerah, berbunga bunga. Aku curiga, dan jamaahnya itu kalau disapa tidak mau (menjawab)," kata Asrofi di Kediri, Jumat (7/10/2016).
Baca juga: Pemkab Rembang Awasi Ketat Warga Eks Pengikut Dimas Kanjeng
Menurut Asrofi, tetangga sekitar tidak pernah mengetahui secara detil apa saja yang dilakukan para santri pengikut Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi pada saat menggelar istighosah. Karena selama ini warga tidak pernah diminta ikut bergabung.
Warga mengetahui kalau pemilik rumah itu dijadikan markas pengikut Padepokan Dimas Kanjeng dari papan nama yang terpasang di ruang tamu, serta ada foto Taat Pribadi berukuran besar.
Sudah sebulan ini, kata Asrofi, aktivitas istighosah di rumah Muryat berhenti. Sejumlah peralatan dan barang-barang juga sudah dipindahkan dari rumah Muryat menggunakan truk.
Editor: Agus Luqman