BERITA

Akademisi: Kaltim Terlalu Berorientasi Pertambangan, Abaikan Pariwisata

"Seharusnya Pemerintah Daerah tidak hanya fokus di sektor industri maupun sumber daya alam (SDA). Apalagi dalam dua tahun belakangan justru harga migas dan batubara dunia anjlok hingga banyak PHK."

Teddy Rumengan

Akademisi: Kaltim Terlalu Berorientasi Pertambangan, Abaikan Pariwisata
Kawasan Karst Sangkulirang Mangkaliat di Kutai Timur Kaltim masuk nominasi warisan dunia UNESCO yang layak dikembangkan sebagai destinasi wisata. (Foto: www.kemendagri.go.id)

KBR, Balikpapan – Dosen Poliktekhnik Negeri Balikpapan (Poltekba) Syahrul Karim menyayangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kota dan Kabupaten yang terlalu memprioritaskan pengembangan sektor pertambangan Sumber Daya Alam dan mengabaikan sektor pariwisata.

Syahrul Karim mengatakan seharusnya Pemerintah Daerah tidak hanya fokus pada sektor industri maupun  sumber daya alam (SDA). Apalagi dalam dua tahun belakangan justru harga migas dan batubara dunia anjlok hingga banyak karyawan yang di rumahkan atau di PHK massal.


Jika Pemerintah Daerah juga fokus mengembangkan sektor pariwisata maka bisa menjadi solusi mengatasi PHK masal yang terjadi dan jumlahnya mencapai puluhan ribu. Disamping juga akan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).


"Memang kebanyakan binis yang dibangun itu orientasinya ke industri tambang dan migas. Karena dia mengandalkan MICE, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition. Memang Pemerintah di Kalimantan Timur itu tidak pernah itu menggarap sektor pariwisatanya secara secara serius," kata Syahrul Karim, Kamis (8/10).


Syahrul menambahkan, anjloknya industri migas dan tambang batubara juga telah berdampak pada sektor perhotelan.


Kini bisnis perhotelan di Kalimantan Timur sedang lesu karena jumlah pengunjung merosot 20 hingga 30 persen.


Editor: Agus Luqman 

  • kalimantan timur
  • kaltim
  • balikpapan
  • sumber daya alam
  • pertambangan
  • pariwisata

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!