NUSANTARA

Stok Menipis, Harga Beras di Lombok Meroket

"KBR, Mataram - Menipisnya stok beras di Lombok, Nusa Tenggara Barat menyebabkan harga beras di pasar sana naik. Pada saat stok beras masih normal, pedagang menjual beras dengan harga Rp 8 ribu per kilogram untuk kualitas beras terbaik atau beras super."

Zainudin Syafari

Stok Menipis, Harga Beras di Lombok Meroket
lombok, beras, bulog

KBR, Mataram - Menipisnya stok beras di Lombok, Nusa Tenggara Barat menyebabkan harga beras di pasar sana naik. Pada saat stok beras masih normal, pedagang menjual beras dengan harga Rp 8 ribu per kilogram untuk kualitas beras terbaik atau beras super.

Sementara kondisi saat ini mengaharuskan pedagang menjual beras dengan harga Rp 9 ribu perkilogram. Beras yang dijual oleh para pedagang bukanlah beras lokal Pulau Lombok, melainkan beras dai pulau Sumbawa karena kurangnya stok beras lokal.

Hal itu dikatakan salah seorang  pedagang beras di pasar Dasan Agung Baiq Eli Hariani. Menurutnya menyusutnya stok beras lokal di Pulau Lombok diakibatkan oleh musim kemaru tahun ini yang cukup panjang.

Sehingga dia membeli beras pada distributor dari pulau Sumbawa. Ia mengaku membeli beras dari distributor seharga Rp 860 ribu perkwintal.

“Beras lokal sudah tidak ada. Di datangkan dari Sumbawa semua berasnya.  Beras lokalnya kan sedikit sekarang, makanya harganya meningkat, melonjak sekarang. Karena stok lokal itu sudah tidak ada, yang hasil panen dari sini sudah menipis,” Tutur Baiq Eli Hariani, Kamis (30/10)

Biasanya pihak Bulog akan melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras agar tidak terlalu melonjak. Normalisasi harga dari bulog biasanya akan bertahan selama satu bulan hingga akhirnya harga beras kembali naik sebelum musim panen  tahun ini tiba. Nantinya beras dari Bulog akan dipatok harga sekitar Rp 7.500  perkilogram.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • lombok
  • beras
  • bulog

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!