NUSANTARA

Pameran UMKM Bondowoso Tak Maksimal Tampilkan Produk Lokal Unggulan

"Pameran Pembangunan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tak maksimal tampilkan produk lokal Bondowoso. Seperti Tape dan Kuningan."

Friska Kalia

Pameran UMKM Bondowoso Tak Maksimal Tampilkan Produk Lokal Unggulan
ekonomi, umkm, pameran

KBR, Bondowoso – Pameran Pembangunan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tak maksimal tampilkan produk lokal Bondowoso. Seperti Tape dan Kuningan.

Padahal, Acara pameran MUKM yang merupakan festival Muharam 1436 H itu, digelar pemerintah untuk menampilkan potensi kesenian, budaya dan ekonomi lokal di Bondowoso.

Sekretaris Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Retno Wulandari mengaku kesulitan mengatur acara pameran itu. Pasalnya, ada banyak pelaku UMKM yang tidak memenuhi syarat untuk ikut dalam sebuah pameran.

Selain itu, ada beberapa kabupaten lain yang juga ikut memamerkan produknya dalam pameran ini. Menurut Retno, hanya ada 50an pelaku usaha mikro yang ikut dalam pameran tersebut. Namun Kepala Dinas Pariwisata, Sigit Purnomo mengatakan pameran ini diikuti oleh 200 pelaku usaha di Bondowoso.

"Kita kumpulkan, ada yang tidak hadir, terus ada yang minta sampai dua stand, kita ya kemarin pusing-pusing dikitlah, yang bersangkutan dapat satu dua. Tetapi kita lihat juga kriteria tadi itu, prospeknya, produk yang dihasilkan, ya seperti kemarin itu yang dihasilkan,” kata Retno Wulandari saat dihubungi KBR, Minggu (26/10).

Sebelumnya Pemkab Bondowoso menyatakan ada 200 pelaku UMKM di Bondowoso yang ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Pemkab juga menyatakan, tujuan digelarnya acara ini untuk mengangkat potensi lokal sehingga bisa menarik investor untuk datang ke Bondowoso.

Editor: Dimas Rizky

  • ekonomi
  • umkm
  • pameran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!