NUSANTARA

Warga Surakarta Gelar Teatrikal, Tuntut Hukuman Mati Koruptor

"KBR68H-Surakarta, Sekelompok warga di Kota Surakarta menggelar aksi teatrikal mengkritik perilaku para koruptor."

Warga Surakarta Gelar Teatrikal, Tuntut Hukuman Mati Koruptor
korupsi hakim, hukum koruptor, miskinkan koruptor, anti korupsi, MK korupsi

KBR68H-Surakarta, Sekelompok warga di Kota Surakarta menggelar aksi teatrikal mengkritik perilaku para koruptor. Juru bicara aksi tersebut, Sunardi, mengatakan perilaku koruptor yang tertangkap melakukan tindakan yang sama yaitu pencucian uang hasil korupsi. Sunardi menegaskan koruptor harus dihukum mati sebagai efek jera.

“Masyarakat sudah marah dan gerah dengan aksi korup para pejabat negara..uang hasil korupsi mereka digunakan untuk memperkaya diri, money laundry. Selama ini mereka gembar-gembor uang negara untuk kepentingan rakyat miskin…mana buktinya? Yang ada malah pencucian uang hasil korupsi untuk bisnis mereka..Pejabat negara yang korup, termasuk ketua MK, Akil Mohtar, harus dihukum mati…miskinkan dulu mereka, sita harta mereka..biar ada efek jera...masyarakat harus ikut mengawasi dan mewaspadai model pencucian uang hasil korupsi para pejabat,”

Dalam aksinya tersebut sekelompok warga yang terdiri dari 7 orang tersebut menyiapkan mesin cuci dan ratusan lembar uang mainan. Salah seorang peserta memakai topeng wajah ketua MK yang tertangkap KPK, Akil Mochtar. Ratusan lembar uang mainan yang kotor dan simbol uang hasil korupsi tersebut dimasukkan mesin cuci dan uang yang sudah bersih digunakan untuk membeli aset pribadi lainnya.

Aksi tersebut juga terbentang selembar poster hati-hati uang hasil money laundry korupsi. Dari kota Surakarta Jawa tengah, Yudha Satriawan KBR68H

Editor : Rony Rahmatha

  • korupsi hakim
  • hukum koruptor
  • miskinkan koruptor
  • anti korupsi
  • MK korupsi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!