NUSANTARA

Walhi: Balikpapan Ramah Lingkungan, Tapi Emisi Tinggi

Walhi: Balikpapan Ramah Lingkungan, Tapi Emisi Tinggi

KBR68H, Jakarta - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dinilai belum maksimal dalam upaya mengurangi emisi kendaraan, mencegah kerusakan hutan, dan alih fungsi lahan. 


Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Timur mengingatkan pemerintah setempat soal ini, menyusul ditetapkannya kota itu sebagai salah satu kota rendah emisi dan ramah lingkungan di dunia. 


Direktur eksekutif Walhi Kalimantan Timur Isal Wardhana mencontohkan, pemerintah setempat mengalihfungsikan hutan bakau menjadi kawasan industri. Padahal kawasan bakau tersebut mestinya dilindungi. Selain itu, ratusan hektar hutan juga dirambah.


"Kalau bicara mengenai tingkat kerusakan, itu lumayan juga. Artinya kawasan-kawasan yang ditetapkan pemkot sebagai ruang terbuka hijau, itu sekarang terancam juga. Misalnya di daerah Kariangau, itu adalah kawasan hutan bakau. Dengan kebijakan pemerintah pusat, MP3EI, itu dikorbankan menjadi kawasan industri. Kemudian bicara kawasan hutan. 20 lokasi hutan kota, itu 200 hektar sudah dirambah," ujarnya dalam program perbincangan Sarapan Pagi KBR68H.


Kota Balikpapan dan Bogor masuk dalam 1.200 kota rendah emisi dan ramah lingkungan di dunia. Juru Bicara Pemerintah Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan, penilaian diberikan lembaga Internasional Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI) bekerjasama dengan Uni Eropa. 


Kata dia, Balikpapan dan Bogor akan dibantu dalam perencanaan dan pengembangan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan rendah emisi menuju Kota Lestari. 


ICLEI menilai Kota Balikpapan mampu menerapkan pola 52 - 48 yakni 52 persen untuk ruang hijau dan 48 pembangunan. Termasuk juga pengelolaan sampah di TPA Manggar dengan pemanfaatan gas metan.


Editor: Antonius Eko 

  • walhi
  • balikpapan
  • ramah lingkungan
  • emisi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!