NUSANTARA

Pemkab Kukar Diminta Lestarikan Kesenian Mamanda

Pemkab Kukar Diminta Lestarikan Kesenian Mamanda

KBR68H, Kutai Kartanegara - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, didesak memberi perhatian serius terhadap seni tradisi daerah yang terancam punah. Salah satunya seni drama tradisional Mamanda. 


Wakil Ketua Kelompok Teater Panji Berseri, Darvi Kenedi mengaku, hingga kini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kutai Kartanegara belum membantu secara memadai kelompok teater yang mempertahankan kesenian khas daerah tersebut.


"Selama ini belum ada perhatian dari pemkab. Saya berpesan pemerintah perhatikan kami. Sebab ini kesenian Kutai asli. Bantuan yang dibutuhkan banyak, seperti kostum untuk para pemain. Kesenian Mamanda ini sudah hampir punah. Bantuan yang sudah ada dari perusahaan Total," jelas Darvi kepada KBR68H.


Wakil Ketua Kelompok Teater Panji Berseri, Darvi Kenedi menambahkan, pihaknya mengetahui ada bantuan dari sebuah perusahaan migas buat mereka. Bantuan itu diberikan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Kutai Kartanegara. 


Namun hingga 3 bulan terakhir bantuan yang dijanjikan dalam bentuk pengadaan pakaian pemain belum terealisasi. Akibatnya kelompok teater ini menyewa pakaian untuk pentas semalam di ajang Festival Seni dan Budaya Pemkab Kutai Kartanegara. 


Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Kutai Kartanegara Sri Wahyuni mengaku baru mengetahui dana tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dari Total untuk Kelompok Teater Mamanda, Panji Berseri dalam bentuk bantuan pakaian pentas untuk puluhan pemain belum terealisasi. Sri berjanji akan memeriksa informasi tersebut kepada bawahannya. 


Menurut dia, dana CSR itu mencapai Rp 100 juta. Kata Sri, di daerahnya tinggal segelintir kelompok teater yang masih memainkan seni tradisi Mamanda. Pemkab mencatat setidaknya hanya 3 komunitas budaya yang masih mempertahankan kesenian yang memadukan pantun, tari dan drama tersebut. Kelompok Teater Mamanda Panji Berseri adalah salah satunya.


Editor: Antonius Eko 


  • kesenian mamanda
  • kalimantan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!