BERITA

Krisis Air Bersih di Situbondo Diprediksi Meluas

Krisis Air Bersih di Situbondo Diprediksi Meluas

KBR, Situbondo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memprediksi daerah yang mengalami krisis air bersih terus meluas.

Menurut Kepala BPBD Situbondo Zainul Arifin, prediksi itu lantaran kemarau panjang masih melanda kabupaten itu, hingga pertengahan September ini.

"Saat ini ada 4 Kecamatan yang dilanda krisis air bersih. Kecamatan tersebut diantranya, Kecamatan Arjasa, Banyuglugur, Sumbermalang dan Kecamatan Subo," jelasnya di Situbondo, Selasa (14/9/2021).

Zainul menyebut, di 4 kecamatan itu, hari tanpa hujan cukup panjang, dan mengakibatkan sumber mata air mengering.

"Bahkan masyarakat harus berjalan 4 kilometer untuk mendapatkan air bersih," jelasnya.

Membantu warga di 4 kecamatan itu, BPBD bekerja sama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM) Situbondo, men-droping 5.000 liter air bersih untuk kebutuhan air warga.

“Mulai kemarin kita droping air bersih ke 1 dusun. Persoalannya kita kan survei dulu ini pengalaman 2020. Karena yang sampai saat ini kita tunggu-tunggu rekomendasi dari camat belum ada, makanya kita jemput bola. Ini hanya satu tangki yang kita kirim,” jelas Zainul Arifin.

Berita terkait: Kesulitan Air Bersih, Warga di Rembang Antre hingga Larut Malam

Ia memperkirakan krisis air bersih masih akan terjadi di Oktober mendatang, karena musim hujan di Situbondo diprediksi baru akan terjadi di pertengahan bulan itu.

Zainul juga meminta kepada masyarakat segera melaporkan ke aparat desa atau kelurahan terdekat, jika di daerahnya mengalami krisis air bersih.

"Nantinya petugas BPBD Situbondo akan langsung menindaklanjuti dengan men-dropping air bersih ke daerah terdampak," pungkasnya.

Berita lainnya:

Editor: Kurniati Syahdan

  • krisis air bersih
  • situbondo
  • Jawa Timur
  • BPBD Situbondo
  • air bersih

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!